Merekam Lewat Gambar

Suasana acara Popcon Asia di Jakarta Convention Center, 7 Agustus 2015. Festival Budaya Populer ini sebagai ajang berbagi dan berjejaring para praktisi industri kreatif di bidang komik, games, desain grafis, mainan, film dan animasi. TEMPO/Frannoto
Suasana acara Popcon Asia di Jakarta Convention Center, 7 Agustus 2015. Festival Budaya Populer ini sebagai ajang berbagi dan berjejaring para praktisi industri kreatif di bidang komik, games, desain grafis, mainan, film dan animasi. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Jakarta - Agah Nugraha, 34 tahun, hanya butuh 20 menit untuk memenuhi kertas A4 itu. Agah merupakan pengajar di Bimbingan Belajar Seni Rupa Villa Merah, Jakarta. Namun gambarnya pada petang itu ditujukan untuk pekerjaannya yang lain: graphic recorder.

"Graphic recorder memang belum umum di Indonesia," kata Agah kepada Tempo, pekan lalu. "Kalau didefinisikan, graphic recorder adalah notulensi bentuk gambar."

Agah bersama rekan-rekannya sesama seniman gambar membentuk Graphic Recorder Indonesia (GRID), yang isinya baru enam orang. Para anggota GRID rutin menerima order dari berbagai institusi yang ingin acara mereka didokumentasikan melalui media gambar. "Jadi, pekerjaan kami itu sama seperti pencatat dalam setiap acara seminar atau diskusi."

Bedanya, perekam grafis harus melengkapi materi yang dia rekam dengan ilustrasi. Sederet rapat di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, Komisi Pemberantasan Korupsi, hingga aneka perusahaan multinasional Agah dokumentasikan dalam gambar. "Mereka biasanya meminta saya menggambar dalam forum yang melibatkan masyarakat umum," ujarnya.

Lulusan Institut Teknologi Bandung itu kemudian memperlihatkan satu karyanya: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berpidato. Ada balon percakapan layaknya komik dalam ilustrasi itu. Agah "merekam"-nya dalam forum Open Government Partnership di Bali, Maret tahun lalu. "Memang tidak semua omongannya saya catat di gambar ini. Hanya yang pokok-pokoknya," katanya.

Senjata anggota GRID cukup sederhana, yakni spidol dan krayon aneka warna, serta bundelan kertas berukuran A0 (84,1 cm x 118,9 cm) yang dipasang di papan untuk menggambar. "Semua hanya media," ujar Agah. Hal yang lebih penting, dia melanjutkan, adalah kejelian mendengar omongan pembicara plus kemampuan menggambar secara kilat.

Kemampuan memilah materi pembicara secara kilat menjadi mutlak. "Harus tahu mana yang penting dan tidak," ujar Agah. Riset sebelum acara pun menjadi kebiasaannya.

Hal lain yang perlu dimiliki perekam grafis adalah kosagambar. Ini istilah yang GRID ciptakan untuk menyebut perbendaharaan gambar-adaptasi dari istilah kosakata. Misalkan, Agah melanjutkan, untuk menerjemahkan kata kerja sama, ilustrator akan menggunakan gambar dua lengan yang sedang berjabat tangan. "Kamus kosagambar ilustrator harus kaya."

Menurut Agah, keunggulan rekaman grafis dibandingkan dengan notulen tertulis adalah kemampuan menyederhanakan topik. Karena bergambar, dia melanjutkan, peserta jadi mudah mencerna materinya. Namun ada kalanya karya graphic recorder diprotes si pemilik hajat.

Misalnya, saat Agah bertugas dalam sebuah acara internal bank swasta. Pertemuan itu rupanya membahas sistem keamanan mereka. Begitu selesai, panitia menganggap gambar itu terlalu detail sehingga mudah dipelajari pihak luar. "Akhirnya gambar itu dianulir panitia karena membahayakan rahasia perusahaan," ujarnya.

Di luar negeri, aktivitas graphic recorder dikenal dengan istilah graphic facilitator-dipopulerkan Karen Edward dari Australia. "Dia yang menginspirasi saya menekuni pekerjaan ini," ujar Deni Rodendo Ganjar Nugraha, 40 tahun, pendiri GRID dan seorang pionir perekam grafis di Tanah Air.

Pada medio 2004-2005, Deni mendapati graphic recorder mulai ngetren di luar negeri. Menurut dia, konsep ini sangat bermanfaat buat banyak orang. "Karena menyederhanakan komunikasi, membuat kata-kata yang sifatnya abstrak menjadi riil dengan simbol atau gambar."

Deni menilai graphic recorder bisa dijadikan pekerjaan dengan penghasilan lumayan. Di Indonesia, praktisinya masih sedikit. Jika dirata-rata, para anggota GRID bisa menerima satu order setiap pekan. Mereka mematok tarif mulai Rp 3 jutaan untuk satu hari acara. "Biasanya, perekam grafis bisa menghasilkan belasan catatan bergambar dari acara seharian," ujar Deni.

PRAGA UTAMA

Baca juga :
Sensasi Berenang di Pantai yang Sulit Dilupakan  
6 Kebiasaan Ini Bikin Kita Kecanduan  
8 Hal Ini Sangat Membosankan di Acara Pernikahan  









Eneos Otorun 2023, Sukses Jadi Ajang Kumpul Komunitas Motor dan Mobil Nasional

10 hari lalu

Eneos sukses menggelar ajang Eneos Otorun edisi pertama pada 11-12 Maret dan 18-19 Maret 2023. Eneos Otorun adalah pertemuan komunitas otomotif, baik komunitas sepeda motor maupun komunitas mobil nasional. FOTO: Eneos
Eneos Otorun 2023, Sukses Jadi Ajang Kumpul Komunitas Motor dan Mobil Nasional

Eneos Otorun adalah pertemuan sejumlah komunitas otomotif, baik komunitas motor maupun komunitas mobil nasional.


Rayakan Ulang Tahun, Kampus Ini Buat Proyek Inovasi di 39 Sekolah dan Komunitas

22 hari lalu

Rektor UM Surabaya Dr. Sukadiono (kanan) memencet tombol sebagai simbol dimulainya serangkaian kegiatan milad ke-39 kampus setempat. ANTARA/Willi Irawan
Rayakan Ulang Tahun, Kampus Ini Buat Proyek Inovasi di 39 Sekolah dan Komunitas

Universitas Muhammadiyah Surabaya membuat proyek inovasi di 39 sekolah dan komunitas di Indonesia


Rombongan Motor Trail Rusak Kebun Edelweis di Ranca Upas, Panitia Bicara

23 hari lalu

Bunga edelweis (Anaphalis javanica). TEMPO/Abdi Purmono
Rombongan Motor Trail Rusak Kebun Edelweis di Ranca Upas, Panitia Bicara

Para peserta lantas membakar dua motor matik dan sebuah motor trail yang akan dijadikan hadiah bagi pemenang.


10 Istilah yang Sering Digunakan Anak Motor

43 hari lalu

Pecinta motor Honda CB150X Yogya menjajal kenyamanan berkendara di lereng Gunung Merapi sembari camping. FOTO: Astra Yogyakarta
10 Istilah yang Sering Digunakan Anak Motor

Bagi yang menyebut dirinya anak motor harus memahami apa istilah yang sering disebut dalam pergaulan komunitas motor.


Daftar 6 Komunitas Sepeda Motor Kondang di Indonesia: BAMC, HDCI hingga MACI

25 Januari 2023

Para rider dari komunitas Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Tangerang saat acara kopdar di Rukan Permata Senayan, Jakarta, 17 September 2017TEMPO/Ilham Fikri
Daftar 6 Komunitas Sepeda Motor Kondang di Indonesia: BAMC, HDCI hingga MACI

Ini 5 komunitas sepeda motor yang terkenal di Indonesia, dari BAMC hingga HDCI. Mana favoritmu?


Komunitas Driver Online Depok Ingin Polisi Segera Ungkap Pembunuh Tony RizaL Taihitu

24 Januari 2023

Anggota DOB saat menunggu order di salah satu basecamp di Kota Depok, Selasa 24 Januari 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Komunitas Driver Online Depok Ingin Polisi Segera Ungkap Pembunuh Tony RizaL Taihitu

Driver online Depok Online Bersatu (DOB) mendesak aparat penegak hukum segera mengungkap kasus pembunuhan Tony Rizal Taihitu di Bukit Cengkeh, Depok.


4 Cara Menjalin Pertemanan dengan Orang Baru saat Dewasa

17 Januari 2023

Ilustrasi perempuan berbincang dengan temannya di luar ruangan. Foto: Pixabay/NickyPe
4 Cara Menjalin Pertemanan dengan Orang Baru saat Dewasa

Sekalipun hidup Anda penuh, ada banyak alasan mengapa Anda merasa kesepian, Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana cara berteman saat dewasa


Jadi Ketua Ikatan Alumni SMA 6, Ini Pesan Profesor Gihik

11 Desember 2022

Prof. Hikmahanto Juwana, S.H., LL.M., Ph.D. (Dok. Sixerhood)
Jadi Ketua Ikatan Alumni SMA 6, Ini Pesan Profesor Gihik

Usai ditetapkan sebagai Ketua Pengurus Ikatan Alumni SMA 6 Jakarta, Profesor Gihik membeberkan programnya. Apa saja?


Ini Perbedaan Grup dan Komunitas Whatsapp

6 Desember 2022

Ilustrasi WhatsApp. shutterstock.com
Ini Perbedaan Grup dan Komunitas Whatsapp

WhatsApp memperkenalkan fitur baru berupa komunitas yang dapat meningkatkan komunikasi dengan lebih banyak orang. Lalu, apa perbedaaan kedua fitur tersebut?


Gandeng Komunitas, Yogyakarta Hidupkan Museum-museum yang Sepi Kunjungan

26 November 2022

Ratusan pecinta mobil Daihatsu memadati akses menuju Museum Gunung Merapi Sabtu, 26 November 2022. Tempo/Pribadi Wicaksono
Gandeng Komunitas, Yogyakarta Hidupkan Museum-museum yang Sepi Kunjungan

Museum di Yogyakarta yang jumlahnya lebih dari 40 museum itu menjadi perhatian pemerintah karena kunjungannya masih minim.