TEMPO.CO, Jakarta- Operasi besar atau operasi kecil yang akan dijalani seorang pasien memerlukan catatan kesehatan jantung.
Cardiologist dari Fakultas Kedokteran Universitas Harvard, Amerika Serikat, Brendan Everett, menyebutkan, pemberian bius atau anestesi dan penghilang rasa sakit dapat mengubah jumlah rata-rata denyut jantung.
"Apalagi pada kasus operasi besar, seperti penempatan panggul pada orang tua (hip replacement), yang membutuhkan transfusi darah dan asupan cairan tertentu. Apabila ada stres di tubuh, itu akan sangat mempengaruhi sistem pembuluh darah, terutama jantung," kata Everett, seperti yang dikutip dari health.harvard.edu, Sabtu, 16 Juli 2016.
Menurut Everett, sebelum operasi besar ataupun kecil, ada baiknya dilakukan pengecekan kesehatan badan secara menyeluruh atau "Clearance Body". Apalagi bagi pasien yang sudah terdeteksi memiliki penyakit jantung. Biasanya, cardiologist atau dokter spesialis saraf dan pembuluh darah menempati posisi pertama untuk diajak berkonsultasi sebelum operasi.
Namun bagaimana dengan pasien yang belum terdeteksi tapi memiliki faktor risiko, seperti tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol tinggi? Menurut Everett, uji jantung risiko rendah harus segera dilakukan beberapa saat sebelum operasi.
"Meski demikian, menurut saya, hasil ini kadang tidak cukup untuk mengatasi ketidakstabilan kondisi saat operasi," ujarnya.
Operasi yang sangat membutuhkan evaluasi jantung adalah yang melibatkan pembaruan organ tubuh, terutama tulang. Misalnya, perapuhan tulang, perapuhan tempurung lutut, bahkan operasi kecil seperti katarak.
HEALTH-HARVARD.EDU | CHETA NILAWATY