Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

9 Nilai Agar Pernikahan Awet dan Langgeng  

image-gnews
Ilustrasi pernikahan. Shutterstock.com
Ilustrasi pernikahan. Shutterstock.com
Iklan

TEMPO.COJakarta - Menurut Anda, perkawinan manakah yang bisa berlangsung bahagia dan mesra? Apakah perkawinan antara pasangan yang mempunyai minat dan temperamen sama, atau pasangan yang memiliki minat dan temperamen berbeda?

Menurut Morrie dan Arleah Shechtman dalam buku Love in the Present Tense, pasangan bisa saja punya minat, selera, dan kepribadian yang sama atau berbeda. Hal itu tidaklah penting. Yang penting adalah apakah pasangan mempunyai nilai-nilai inti yang sama.

Nilai-nilai adalah dasar yang menuntun tingkah laku kita. Nilai-nilai itu menentukan bagaimana perilaku kita terhadap satu sama lain, menentukan pikiran atau pendapat kita perihal bagaimana cara mereka berperilaku kepada kita. Jika tindakan kita sesuai dengan nilai-nilai, kita merasa membantu membuat dunia ini menjadi tempat yang lebih baik.

Dahulukan pasangan Anda

Menurut kedua penulis, perkawinan akan paling baik jika pasangan lebih mengutamakan hubungan mereka dibanding hubungan lain, termasuk hubungan mereka dengan anak-anak. Kedengarannya mungkin aneh, tapi saling mendahulukan satu sama lain justru merupakan hadiah terbesar yang dapat Anda berikan kepada anak-anak Anda.

Jika pasangan suami-istri lebih mementingkan tugas menjadi orang tua dibanding perkawinan mereka, kebutuhan emosional dewasa mereka sering tidak terpenuhi. Dan mereka berisiko membebankan kebutuhan mereka kepada anak-anak. Jika terjadi hal seperti ini, anak-anak akan merasa bertanggung jawab membuat orang tua mereka bahagia. Jika gagal, mereka bisa menyalahkan diri sendiri.

Jika pasangan tidak memprioritaskan hubungan mereka, bukan hanya perkawinan mereka, melainkan juga anak-anak mereka akan menderita.

Jangan berhenti tumbuh

Orang-orang yang bertanggung jawab atas pertumbuhan pribadi selalu memperluas pengetahuan dan pemahaman tentang diri sendiri, memahami orang lain, dan keterlibatan dengan dunia. Mereka tidak menganggap diri mereka sebagai produk akhir. Mereka terus belajar dan berubah sampai napas terakhir.

Sebagian orang takut jika mereka dan pasangan mereka terus tumbuh dalam perkawinan, mereka justru akan jadi terpisah. Tapi hal seperti ini jarang terjadi jika pertumbuhan ini termasuk nilai bersama. Saat orang berkata, “Kami tumbuh makin jauh”, yang mereka maksudkan adalah pasangan yang satu berubah, yang lain tidak.

Jika pasangan Anda tidak tumbuh, ia akan membosankan untuk Anda. Jika Anda yang tidak tumbuh, Anda akan membosankan untuk pasangan Anda dan diri Anda. Perkawinan yang baik membantu meningkatkan pertumbuhan dan pertumbuhan membantu meningkatkan perkawinan yang baik.

Komunikasi dari hati ke hati

Jika pertumbuhan adalah nilai bersama, penting bagi pasangan untuk terus mengikuti apa yang terjadi di dalam pikiran, hati, dan kehidupan masing-masing. Tidak berarti Anda dan pasangan harus menghabiskan waktu berjam-jam untuk bicara. Yang dimaksudkan adalah memanfaatkan waktu kebersamaan Anda berdua dengan sebaik-baiknya.

Ini berarti mengungkapkan pemikiran, perasaan, hasrat, dan impian-impian Anda kepada pasangan Anda. Lalu mendengarkan dengan perhatian dan kasih sayang penuh ketika dia mengungkapkan pikiran, perasaan, dan impian-impiannya kepada Anda. Sebagian orang menganggap perkawinan mereka akan lebih mesra hanya dengan bicara lebih banyak dengan pasangannya. Padahal, dasar dari keintiman sejati adalah kualitas dari komunikasi, bukan kuantitas.

Tahu kapan harus mendorong keras

Dalam perkawinan terbaik, suami atau istri tak akan membiarkan pasangannya berlarut-larut dalam kemerosotan. Tapi masing-masing terus-menerus saling mendorong satu sama lain untuk mewujudkan visi terbaik dari diri mereka. Anda paling sayang kepada pasangan Anda jika Anda mendorong dia untuk menjadi dirinya yang terbaik.

Kesediaan untuk menantang pasangan adalah suara kepercayaan, suatu tanda respek. Sebaliknya, jika Anda menerima begitu saja perilaku penghancuran diri atau perilaku pecundang, berarti Anda menyerah padanya. Pada dasarnya Anda berkata kepada dia bahwa Anda tidak percaya dia bisa mengerjakannya secara lebih baik. Tidak mendorong pasangan untuk menjadi yang terbaik adalah suatu bentuk pengabaian yang akhirnya bisa merusak perkawinan.
 
Mengejar impian

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perkawinan bukan satu-satunya misi dalam hidup Anda. Begitu juga membesarkan anak. Anda tak pernah akan bahagia jika Anda mengharap peran-peran ini memberikan kebahagiaan total kepada Anda. Dalam perkawinan yang baik, kedua pasangan juga melakukan suatu usaha di luar rumah.

Menekuni karier, misalnya. Bisa juga menekuni hobi atau menjadi relawan. Apa yang dilakukan itu tidak penting sejauh hasrat Anda terkait dengan sesuatu yang menuntut pengungkapan kemampuan Anda secara penuh serta menambahkan nilai dan tujuan pada hidup Anda.

Jangan menggantungkan perasaan Anda kepada pasangan

Dalam perkawinan yang baik, kedua pasangan sepakat, mereka bertanggung jawab atas kesejahteraan mereka sendiri. Mereka tidak mengandalkan pasangannya untuk membuat mereka bahagia atau menyalahkan pasangannya di saat mereka tidak bahagia.

Mereka tahu, di satu sisi, mereka tak bisa mengatur apa yang dikatakan atau dilakukan pasangannya, tapi mereka bisa mengatur cara mereka merespons dan apakah respons mereka menambahkan kedamaian batin atau justru menguranginya. Mereka juga tidak merasa bertanggung jawab atas perasaan-perasaan pasangannya. Mereka tahu bahwa di pengujung hari, mereka masing-masing harus bertanggung jawab pada diri mereka.

Bertanggung jawab

Kendati kita tidak bertanggung jawab atas perasaan pasangan, kita bertanggung jawab atas perbuatan kita dan pengaruhnya terhadap perkawinan. Pasangan yang menganut nilai ini menghargai komitmen, mengatakan kebenaran, membuktikan kata-katanya bisa dipegang, dan bertanggung jawab atas perilaku mereka.

Mereka juga merasa pasangannya bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya. Mereka bukan hanya menganggap membohongi pasangan adalah perbuatan yang tak bisa diterima, tapi juga tak bisa menerima sikap yang tidak mengkonfrontasi kebohongan yang dikatakan pasangannya kepadanya.

Cari waktu untuk memberikan santapan jiwa

Dalam perkawinan yang berkembang, penting bagi pasangan untuk memperbarui batin. Sebagian orang menggunakan agama atau praktek spiritual. Yang lainnya mendapatkan manfaat yang sama dari olahraga atau hobi. Atau menikmati alam atau seni. Atau hanya mengambil waktu untuk hening.

Meluangkan waktu untuk memperbarui diri dapat memulihkan energi, meningkatkan kemampuan tetap tenang dan fokus, membantu memandang ketergesaan setiap hari dari sudut pandang yang tepat, serta mengisi kekuatan yang Anda perlukan untuk menyembuhkan konflik dan melewati krisis. Pasangan yang memperhatikan diri mereka dengan cara ini berkemungkinan lebih besar menjunjung tinggi nilai-nilai lain yang membuat perkawinan mereka hebat.

Jadi pahlawan cinta

Kebanyakan orang setuju dengan teori bahwa hidup yang mengikuti nilai-nilai inti akan bermanfaat untuk perkawinan. Yang lebih susah justru menerapkannya. Pasangan dituntut untuk setia pada nilai-nilai tersebut kendati bertentangan dengan keinginan kita dan bahkan ketika kita merasa tergoda atau ditekan untuk meninggalkannya.

Kesimpulannya, untuk membuat perkawinan yang baik diperlukan keberanian. Memang tidak mudah memegang teguh nilai-nilai yang membuat perkawinan hebat, tapi hasilnya seimbang. Coba berani demi perkawinan Anda.

TABLOIDBINTANG 

Berita lainnya:
Supaya Si Dia Terkesan pada Kencan Pertama 
Cara Efektif Hilangkan Bulu di Area Bikini 
7 Mitos Keliru Mengenai Dehidrasi

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Apa Itu Platonic Relationship dan Karakteristiknya

15 hari lalu

Platonic relationship adalah salah satu hubungan yang mengedepankan kedekatan tanpa gairah atau nafsu. Ini pengertian dan karakteristiknya. Foto: Canva
Mengenal Apa Itu Platonic Relationship dan Karakteristiknya

Platonic relationship adalah salah satu hubungan yang mengedepankan kedekatan tanpa gairah atau nafsu. Ini pengertian dan karakteristiknya.


The Strained Joko Widodo and Megawati Relationship

2 Oktober 2023

The Strained Joko Widodo and Megawati Relationship

The relationship between President Joko Widodo and Megawati Soekarnoputri is becoming increasingly tense.


Terjebak dalam Hubungan Tanpa Status, Hati-Hati Alami Situationship

13 Desember 2022

Ilustrasi wanita patah hati atau putus cinta. Freepik.com
Terjebak dalam Hubungan Tanpa Status, Hati-Hati Alami Situationship

Situationship adalah kondisi yang menggambarkan hubungan tanpa status. Jika menjalani, siap terima konsekuensinya.


Jangan Menyangkal Sakit Hati Dikhianati, Ayo Bangkit dan Pulihkan Diri

7 Agustus 2021

Ilustrasi wanita bersedih. shutterstock.com
Jangan Menyangkal Sakit Hati Dikhianati, Ayo Bangkit dan Pulihkan Diri

Wajar jika kamu merasa sakit hati karena dikhianati. Tapi sampai batas mana sakit hati itu bersemayam di dalam dirimu?


Terjebak dalam Hubungan Pertemanan yang Toxic, Lakukan 4 Langkah Berikut

22 Juli 2021

Ilustrasi pertemanan wanita. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Terjebak dalam Hubungan Pertemanan yang Toxic, Lakukan 4 Langkah Berikut

Kita harus menjaga pikiran tetap sehat dan jernih selama pandemi Covid-19. Sebab itu, jangan ambil risiko membangun hubungan yang toxic.


Sri Mulyani: Pemimpin Harus Masukkan Ego ke Lemari Es, Dikunci, Ditutup

6 Maret 2021

Sri Mulyani. Instagram/@smindrawati
Sri Mulyani: Pemimpin Harus Masukkan Ego ke Lemari Es, Dikunci, Ditutup

Menteri Keuangan Sri Mulyani berbicara soal peran perempuan sebagai pemimpin.


9 Tips Agar Pria Tidak Lama Melajang

20 November 2018

ilustrasi pria sendiri (pixabay.com)
9 Tips Agar Pria Tidak Lama Melajang

Data menyatakan dunia bakal menghadapi ledakan jumlah pria yang lebih banyak daripada wanita. Simak 9 tips agar para pria tidak terlalu lama melajang.


Rasakan 5 Hal Ini dengan Pasangan, Tanda Hubungan akan Berakhir

14 November 2018

Ilustrasi pasangan putus. shutterstock.com
Rasakan 5 Hal Ini dengan Pasangan, Tanda Hubungan akan Berakhir

Para Pasangan suami istri perlu memahami kondisi saat hubungan sudah berada di ujung tanduk. Simak beberapa tanda hubungan akan berakhir.


Dijahati Teman, Tetaplah Bersikap Baik dan Rasakan Manfaatnya

30 Juni 2018

Ilustrasi gosip/pertemanan. Shutterstock
Dijahati Teman, Tetaplah Bersikap Baik dan Rasakan Manfaatnya

Ketika ada teman yang membencimu, jangan berfokus pada kebencian itu. Gunakan sikap teman tadi supaya kamu bisa menjadi pribadi yang lebih baik.


Putus Cinta? Simak 3 Hal Atasi Putus Cinta Menurut Studi Ini

5 Juni 2018

Ilustrasi putus cinta. Shutterstock.com
Putus Cinta? Simak 3 Hal Atasi Putus Cinta Menurut Studi Ini

Sebagian orang yang mengalami insomnia, pikiran terganggu dan bahkan sistem kekebalan tubuhnya menurun bila putus cinta.