TEMPO.CO, Jakarta - Manusia modern tidak bisa dipisahkan dari telepon seluler. Namun kebiasaan buruk manusia modern itu adalah tak mengenal waktu dan tempat ketika memandangi layar ponsel, termasuk di tempat tidur pada saat terjaga.
Akibatnya, kita harus bersusah payah melihat layar ponsel. Penglihatan belum sempurna betul karena baru saja membuka mata setelah lama terpejam. Tapi mata harus dipicingkan atau hanya melihat dengan sebelah mata. Dan cara ini ternyata sangat buruk buat kesehatan indra tersebut.
Konon, menatap layar ponsel di ranjang bisa memicu kerusakan mata, kehilangan penglihatan, bahkan stroke. Jumlah pasien dengan masalah mata juga meningkat. Kebanyakan keluhannya adalah kehilangan penglihatan sporadis pada satu mata, biasanya baru pulih dalam 15 menit.
Para dokter mata sering salah mendiagnosis gejala ini. Biasanya mereka menyatakan pasien tersebut mengalami transient ischaemic attack (TIA) atau stroke mini, yang menjadi sinyal bahwa stroke yang lebih serius akan segera menyerang.
Namun para ahli dari RS Mata Moorfields di London, Inggris, telah mengingatkan bahwa gejala ini tak lebih dari akibat menatap ponsel di ranjang. Banyak orang yang berbaring miring dengan satu mata tertutup bantal dan yang satu lagi menatap ponsel.
Ketika satu mata berada dalam kegelapan, yang lain harus beradaptasi dengan cahaya terang dan resolusi tinggi. Dan ketika kedua mata sudah berada dalam kondisi yang sama, mata yang baru saja menatap ponsel kesulitan beradaptasi dengan kegelapan ruangan.
Mata butuh waktu beberapa menit untuk beradaptasi dengan kondisi sekitar dan banyak orang sudah telanjur panik mereka mengalami masalah serius pada penglihatan. Menurut Dr Gordon Plant, spesialis saraf di RS Moorfields, problem mata tersebut hanya sementara, bukan selamanya, dan tak ada hubungannya dengan stroke.
DAILYMAIL | PIPIT