Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Diabetes, Pembunuh Setelah Stroke dan Jantung  

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Ilustrasi memilih makanan. Healthjourney.com
Ilustrasi memilih makanan. Healthjourney.com
Iklan

TEMPO.COJakarta - Diabetes bagaikan pembunuh berantai yang bergerak dalam gelap. "Diabetes dengan komplikasi merupakan penyebab kematian ketiga tertinggi di Indonesia," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Muhammad Subuh. Posisinya hanya kalah oleh stroke dan jantung.

Tren kenaikan angka kematian diabetes mengerikan. Pada 1990-an, penyakit ini tidak masuk dalam sepuluh besar. Namun melonjak ke posisi enam pada 2000-an.

Diabetes, sering disebut kencing manis, adalah kondisi ketika kadar gula alias glukosa dalam darah kelewat tinggi. Normalnya, makanan yang kita makan diolah tubuh menjadi glukosa dan digunakan sebagai energi. Tubuh memproduksi insulin, hormon yang dikeluarkan pankreas, untuk memecah gula yang dikonsumsi dalam makanan. Namun, karena suatu sebab, produksi insulin ini tak cukup atau insulin tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Ini menyebabkan peningkatan kadar gula dalam darah yang menyebabkan diabetes.

Ada banyak faktor risiko yang menyebabkan penyakit ini antara lain usia di mana risiko diabetes meningkat seiring dengan meningkatnya umur, overweight atau kelebihan berat badan, kurang aktivitas fisik, merokok, hipertensi, serta makanan tinggi gula dan rendah serat.

Data Riset Kesehatan Dasar menyatakan prevalensinya 6,9 persen atau sekitar 9 juta orang Indonesia. Angka itu menempatkan Indonesia menempati di peringkat ke-7 dunia, di bawah Cina, India, Amerika Serikat, Brasil, Rusia, dan Meksiko.

Masalahnya, Subuh melanjutkan, separuh penderita tidak menyadari tubuhnya terjangkit diabetes. Di Indonesia, angka kesadaran penyakit ini lebih rendah. Sebanyak 70 persen penderita tak tahu bahwa tubuhnya menderita kencing manis.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam, Em Yunir, ketidaksadaran ini terjadi karena kebanyakan orang enggan memeriksakan dirinya lewat tes gula darah di dokter. Kebanyakan orang sering mengesampingkan gejala yang dirasakan oleh tubuh, seperti sering kencing di malam hari, kerap merasakan haus, lapar, dan lemas. Mereka menganggap tanda-tanda ini tak serius dan lebih memilih menunda pemeriksaan karena takut dokter akan memberikan diagnosis yang mengerikan. "Mereka pura-pura sehat, seperti tak terjadi apa-apa."

Para penderita ini baru datang ke dokter setelah kondisinya benar-benar sakit. Saat itu, kebanyakan pasien sudah menderita komplikasi. Padahal, semakin cepat terdeteksi, pencegahan terhadap komplikasi ini sebenarnya akan semakin dini dan semakin baik.

Jika sudah terserang diabetes, penderita mesti bersiap terserang penyakit komplikasi—beberapa di antaranya menyebabkan kematian. Misalnya, serangan jantung dan stroke akibat gumpalan darah di area jantung serta otak, penyakit ginjal, kerusakan jaringan saraf, dan diabetic retinopathy yang bisa menyebabkan kebutaan.

Pasien harus mengkonsumsi obat seumur hidup untuk mencegah terjadinya komplikasi. Semakin dini penyakit diketahui, pencegahan terhadap komplikasi juga semakin baik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cara Mencegah Kencing Manis
Lebih baik mencegah daripada mengobati. Sebelum terjadi komplikasi, lebih baik menghindari faktor risiko yang bisa mendatangkan diabetes. Berikut ini langkah-langkahnya.

1. Pertahankan berat badan ideal. Kelebihan berat dan lemak tubuh akan meningkatkan risiko terkena diabetes tipe dua.

2. Ketahui riwayat kesehatan keluarga. Risiko terkena diabetes meningkat jika ada riwayat penderita penyakit yang sama di keluarga.

3. Aktif secara fisik. Olahraga teratur bisa mencegah diabetes dengan mengontrol berat badan dan meningkatkan aliran darah.

4. Diet yang seimbang, rendah lemak dan gula.

5. Lakukan pemeriksaan kesehatan. Terutama untuk usia di atas 45 tahun. Pada kelompok faktor risiko tinggi, pemeriksaan harus dimulai pada usia lebih dini.

6. Pantau tekanan darah secara teratur. Sekitar 73 persen orang dewasa dengan diabetes ternyata juga menderita tekanan darah tinggi.

7. Tingkatkan konsumsi buah-buahan dan sayuran segar.

KORAN TEMPO

Berita lainnya:
3 Mitos Seputar Keguguran
Waspadai Pubertas Terlalu Dini
Cara Bijak Atasi Ketidakcocokan dengan Atasan

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

2 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

3 hari lalu

Ilustrasi kucing (Pixabay)
7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.


Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

10 hari lalu

Menu sambal goreng hati sapi. shutterstock.com
Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?


Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

11 hari lalu

Ilustrasi protokol kesehatan / menjaga jarak atau memakai masker. ANTARA FOTO/FB Anggoro
Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.


Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

12 hari lalu

Ilustrasi balita mudik. shutterstock.com
Bawa Balita saat Mudik? Perhatian Tips Ini Demi Kesehatannya

Pakar kesehatan mengingatkan orang tua untuk memperhatikan daya tahan tubuh balita saat mudik mengingat kondisi cuaca yang sedang tak baik.


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

12 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Operasi Hernia Benjamin Netanyahu Berjalan Sukses

18 hari lalu

Benjamin Netanyahu. [Middle East Monitor]
Operasi Hernia Benjamin Netanyahu Berjalan Sukses

Tim dokter dan kantor Perdana Menteri Israel mengumumkan operasi hernia yang dijalani Benjamin Netanyahu berjalan sukses.


Tips Makan Enak tanpa Khawatir Masalah Pencernaan Saat Lebaran

18 hari lalu

Hidangan lebaran. ANTARANEWS
Tips Makan Enak tanpa Khawatir Masalah Pencernaan Saat Lebaran

Dokter spesialis penyakit dalam memberikan tips agar tetap bisa makan enak saat lebaran tanpa menimbulkan masalah pencernaan.


7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

24 hari lalu

Ilustrasi Semangka
7 Manfaat Makan Buah Semangka bagi Kesehatan Tubuh

Semangka menjadi buah yang pas sebagai pilihan di bulan Ramadhan. Pada kondisi tubuh yang mengalami dehidrasi, buah ini menjaga kesehatan dan keseimbangan nutrisi.


Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

26 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Benarkah Kolesterol Tinggi Bisa Menimbulkan Rasa lelah?

Tingginya tingkat kolesterol biasanya dibarengi dengan gejala yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya.