TEMPO.CO, Jakarta - Berenang adalah olahraga yang menyehatkan dan membuat rileks. Namun, bila ingin berenang di alam bebas, bukan di kolam renang, perhatikanlah hal-hal yang bisa membahayakan kesehatan.
Masalah fisik yang banyak dialami setelah berenang di perairan bebas adalah gatal-gatal yang dibarengi dengan bercak-bercak merah di kulit. Masalah di kulit tersebut diakibatkan oleh bakteri, hewan-hewan kecil, dan kotoran yang ada di air, baik sungai, danau, maupun laut.
Belakangan, popularitas berenang di alam bebas tengah menanjak. Banyak orang bilang aktivitas ini bisa mengendurkan otot yang tegang, memperbaiki sistem kekebalan tubuh, bahkan bisa meredakan depresi dengan kualitas yang lebih baik dibanding berenang di kolam dengan air yang mengandung klorin tinggi.
Meski demikian, berenang di alam bebas juga memiliki banyak bahaya. Berikut ini adalah risiko yang bisa dialami bila berenang di perairan terbuka, seperti danau, empang, atau bendungan.
Bahaya terbesar di perairan alam seperti ini sebenarnya adalah suhu dingin di bagian yang dalam, berbeda dengan sungai yang airnya selalu mengalir. Air dingin itu bisa membuat orang kaget dan panik sehingga langsung megap-megap mencari udara. Buat orang yang kurang fit, keadaan ini bisa memicu masalah jantung.
"Bahkan seorang perenang berpengalaman pun bisa mengalami masalah ini karena suhu dingin bisa melemahkan lengan dan kaki sehingga mereka merasa tidak aman," ujar Lynne Roper, juru bicara komunitas Outdoor Swimming Society, kepada Dailymail.
Jika temperatur tubuh anjlok, tubuh akan melakukan apa pun untuk memperoleh panas serta menguras darah dan oksigen di otot sehingga lemas. Ancaman lain adalah ganggang hijau atau lumut yang bisa menyebabkan alergi dan mata perih. Belum lagi bakteri E.coli yang bisa menyebabkan diare dan muntah.
Bila ada masalah di kulit atau alergi, segera mandi setelah berenang kemudian minum obat yang mengandung anti-histamin. Bila gatal-gatal terus berlanjut, segera hubungi dokter.
PIPIT