TEMPO.CO, Jakarta - Seorang imam dari Nairobi, Kenya, mengeluarkan pernyataan penting terkait kebiasaan kebanyakan muslim saat Ramadan di media sosial, seperti Instagram dan Facebook, yakni berbagi foto hidangan sahur dan berbuka.
Imam Juma Nasir mengimbau seluruh umat muslim tak membagikan foto-foto makanan di media sosial karena tidak adil bagi muslim lain yang mungkin sedang kesusahan. “Kami mendesak saudara-saudara (sesama muslim) untuk berhenti mengunggah foto-foto hidangan sahur dan berbuka di media sosial. Masih ada ratusan umat Islam lain yang hanya berbuka dengan teh dan roti,” kata Imam Juma Nasir, seperti dimuat laman The Star, Kenya.
Selama Ramadan, kata Juma, sebaiknya umat Islam lebih banyak menunjukkan kemurahan hati dan empati kepada semua orang, termasuk orang miskin. Juma mengatakan mengunggah foto-foto makanan menggiurkan bisa menjadi sebuah provokasi bagi orang-orang yang tidak mampu.
Menurut Juma, Ramadan perlahan-lahan kehilangan maknanya karena kebanyakan orang malah makan lebih dari cukup pada malam hari untuk mengimbangi rasa lapar di siang hari. Negara Kenya sendiri hingga saat ini termasuk negara yang tidak aman dan selalu dilanda kekacauan. Banyak orang mati dan cedera. Salah satunya karena kelaparan.