TEMPO.CO, Jakarta - Dampak puasa selama kehamilan bergantung pada kesehatan ibu, tahap kehamilan, dan lamanya waktu berpuasa. Pada prinsipnya, kebutuhan asupan ibu hamil adalah 2.200-2.300 kalori per hari. Selama kebutuhan tersebut terpenuhi, tidak masalah.
Pemenuhan nutrisi ibu hamil harus sama dengan kondisi ketika tidak berpuasa. Bedanya, pemenuhan nutrisi dipindah waktunya, yakni saat sahur dan berbuka puasa serta antara waktu berbuka puasa dan sahur. Babycenter.com merilis hasil penelitian yang membandingkan dua bayi. Bayi tersebut lahir dari ibu yang berpuasa Ramadan dan yang tidak. Berikut ini hasilnya.
- Skor Apgar tidak berbeda antara bayi yang lahir dari ibu yang berpuasa dan yang tidak berpuasa saat masa kehamilan. Skor Apgar adalah metode sederhana menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat seusai kelahiran, yakni pada menit pertama sampai kelima setelah lahir; dapat diulang pada menit kesepuluh-kelima belas.
- Puasa pada masa kehamilan dapat menyebabkan bayi memiliki berat badan lahir rendah, terutama jika puasa berlangsung pada trimester pertama. Namun penelitian lain menemukan perbedaan dalam berat lahir sangat kecil.
- Bayi yang lahir dari ibu yang berpuasa, baik pada masa kehamilan maupun saat pembuahan, dapat tumbuh sedikit lebih pendek dan lebih tipis. Namun perbedaan ini sangat kecil.
- Keseimbangan kimia darah berubah ketika puasa. Namun perubahan ini tidak berbahaya bagi ibu hamil atau bayi yang dikandungnya.
Sejauh ini, belum ditemukan perbedaan signifikan antara bayi yang lahir dari ibu yang berpuasa dan yang tidak berpuasa Ramadan. Ada kekhawatiran puasa Ramadan dapat mempengaruhi pertumbuhan janin di rahim ataupun mengakibatkan persalinan prematur. Sebaiknya sebelum memutuskan menjalankan ibadah puasa Ramadan, ibu hamil berkonsultasi dulu dengan dokter untuk memastikan kondisi kesehatan.
NUTRITION | BABYCENTER | DINA ANDRIANI
Berita lainnya:
10 Merek Perhiasan Termahal Sejagat
Strategi Negosiasi Gaji Saat Wawancara Kerja
Alasan Orang Kalap Belanja Saat Ramadan