TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang Ramadan, harga kebutuhan pokok naik. Pola konsumsi pun meningkat karena orang berbelanja kebutuhan sehari-hari dengan jumlah di luar kebiasaan. Ketakutan bakal kehabisan barang yang dibutuhkan biasanya menjadi alasan utama yang mendorong seseorang untuk memborong kebutuhan bulanan.
Menurut psikolog Elizabeth Santosa, rasa takut inilah yang menyebabkan orang belanja berlebihan, apalagi saat melihat banyaknya antrean di kasir. "Karena takut kehabisan, semua barang diborong. Padahal belum tentu barang tersebut akan habis dibeli orang lain," kata Elizabeth seusai acara media gathering perusahaan penyedia layanan belanja kebutuhan sehari-hari online, HappyFresh, di Jakarta, Rabu, 8 Juni 2016,.
Elizabeth mengatakan faktor kesibukan (rush) yang tinggi saat Ramadan di kota-kota besar, seperti Jakarta, juga dapat menyebabkan orang belanja berlebihan. Karena tingkat kesibukan tinggi, orang merasa terburu-buru. Akhirnya, mereka memutuskan untuk membeli barang yang diinginkan tanpa mempertimbangkannya.
"Ketika belanja di supermarket, orang biasanya terburu-buru sehingga semua barang yang dirasa dibutuhkan langsung dibeli. Pembelian tanpa pertimbangan itu mengakibatkan belanja berlebihan," ujar Elizabeth Santosa.
Menurut Elizabeth, salah satu cara mengatasi perilaku tersebut adalah menggunakan aplikasi online . Elizabeth menuturkan penggunaan aplikasi ini akan membantu seseorang mengontrol dirinya saat berbelanja.
"Biasanya, orang menggunakan aplikasi saat sedang santai sehingga mereka punya waktu untuk mempertimbangkan kembali apa yang akan dibeli," ujarnya. Selain itu, Elizabeth melanjutkan, ketika sudah memilih barang yang akan dibeli, biasanya muncul rincian barang yang dapat menjadi "pengingat" seseorang untuk mengontrol dirinya supaya tidak belanja berlebihan.
Berita lainnya:
Urusan Remeh dengan Wanita yang Bisa Bikin Putus
'Iman' Pria Gampang Goyah Saat Berteman dengan Wanita
Baca Ini Sebelum Membeli Sepatu untuk Si Kecil