TEMPO.CO, Jakarta - Orang Betawi memiliki kuliner "galau", namanya sayur babanci. Disebut galau karena sulit mendeskripsikan jenisnya. Meski namanya sayur, tidak ada campuran sayur di dalamnya. Rasa dan warnanya justru mirip gulai. Ketidakjelasan "jenis kelamin" itu membuat makanan ini disebut babanci.
Sayur babanci merupakan sayur khas Betawi yang biasanya disajikan saat hari besar keagamaan, seperti pada bulan Ramadan, Hari Raya Idul Fitri, dan Idul Adha. "Ini makanan Betawi yang langka," kata Chef Abdul Rohim dari Restoran Historia di Kota Tua Jakarta, Minggu, 5 Juni 2016.
Ada juga yang menyebutkan "babanci" berasal dari kata “babah” dan “enci” karena makanan ini konon dimasak oleh masyarakat Cina. Chef Abdul mengatakan ada 21 bahan yang diperlukan untuk membuat sayur babanci, tapi setengahnya sudah sulit ditemukan. Itu yang mengakibatkan sayur babanci jadi langka.
Bahan untuk membuat sayur babanci meliputi cabai merah besar, bawang merah, bawang putih, kemiri, kencur, lengkuas, jahe, sereh, daun jeruk, bunga bintang (star anise), asam, kunyit, terasi, daun salam, dan kapulaga sebagai penguat rasa.
Tak hanya daging biasa, daging dari kelapa muda juga menjadi pelengkap sayur babanci. Agar lebih nikmat, masukkan juga potongan tomat, daun bawang, petai, dan serundeng. Sayur babanci biasa dimakan dengan ketupat saat Lebaran.
Berita lainnya:
Serba-serbi Berjabat Tangan dan Maknanya
Bos Ingin Anda Tahu 10 Keinginannya Berikut Ini
Apa Jadinya Jika Beras Disulap Menjadi Perhiasan?