TEMPO.CO, Jakarta - Kita semua tahu bahwa olahraga baik untuk kebugaran tubuh. Olahraga teratur -sering didefinisikan sebagai dua setengah jam dengan intensitas sedang per minggu, dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, sindrom metabolik, diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker.
Olahraga juga dapat mengurangi depresi dan meningkatkan kesehatan mental, serta membantu Anda mempertahankan berat badan ideal. Olahraga menguatkan tulang dan otot, bahkan memperpanjang usia Anda.
Bagi perempuan, olahraga kerap berpengaruh pada siklus menstruasinya. Salah satunya, adalah terhentinya menstruasi selama beberapa periode. Kondisi ini dikenal sebagai "amenorrhea", yang berarti berhentinya siklus haid.
Menurut USC Fertility, kondisi ini jamak ditemui pada mereka yang memiliki berat badan cenderung rendah dan melakukan kegiatan intens seperti lari jarak jauh atau balet. Hal ini menyebabkan Anda masuk ke "mode starvasi" dan tubuh mulai mematikan sistem yang tidak penting untuk kelangsungan hidup, dalam hal ini sistem reproduksi. Rahim Anda akan berhenti berovulasi, dan karena itu berhenti mengalami menstruasi.
Selain itu, olahraga yang dilakukan secara intens selama beberapa waktu mengganggu menstruasi dengan memicu pelepasan hormon lain dan mengurangi pelepasan hormon-hormon yang diperlukan untuk siklus menstruasi normal.
Amenorrhea berbahaya karena disertai dengan rendahnya tingkat estrogen yang dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh atau osteoporosis. Jadi, jika Anda ingin dapat berolahraga dengan baik sampai usia tua, penting untuk tetap menjaga siklus menstruasi dan menjaga kadar hormon estrogen Anda.
Jika tiba-tiba Anda tidak mengalami menstruasi, hubungi segera dokter. Ia mungkin dapat meresepkan obat (seperti pil KB) yang akan membantu melengkapi hormon estrogen dan melindungi kesehatan jangka panjang tulang Anda.
Namun, tak selamanya olahraga yang terlalu keras memicu amenorrhea. Pada beberapa orang, yang terjadi justru sebaliknya, menyebabkan bercak darah di antara periode haid. Hal ini terjadi, lagi-lagi, karena sistem hormon yang menjadi kacau karena tubuh dipaksa berolahraga secara berlebihan.
Namun, jangan lantas berhenti berolahraga karenanya, ya. Karena olahraga juga bermanfaat bagi menstruasi Anda. Menurut Gustavo Rossi, pakar ginekologi di Virginia Hospital Center, berolahraga membuat tubuh melepaskan endorfin, yang dapat membantu meringankan nyeri haid.
"Ini menghasilkan analgesia (penghilang rasa sakit) dan membantu mempercepat pembakaran prostaglandin, yaitu bahan kimia yang dilepaskan pada saat menstruasi yang menyebabkan kontraksi otot," kata Rossi kepada WebMD. Untuk menghilangkan rasa sakit menstruasi, cobalah untuk fokus pada kegiatan aerobik, seperti berjalan, berenang, berlari, atau bersepeda.
Olahraga juga dapat membantu gejala PMS lainnya, seperti kram perut selama menstruasi. The American Congress of Obstetricians dan Gynecologists menyarankan olahraga teratur setidaknya 30 menit sehari, sebagai pengobatan untuk berbagai gejala PMS, termasuk sakit kepala, depresi, dan kelelahan.
INDAH P
Berita lainnya:
3 Tipe Bos dan Kiat Menghadapinya
Puasa Bukan Alasan Tak Fokus Kerja, Ini Tipnya
Cek Bagian Terpenting Saat Memilih Sandal Karet