TEMPO.CO, Jakarta - Makanan sejuta umat. Rasanya itu idiom yang paling tepat disematkan pada mi instan. Dari bocah sampai simbah pasti doyan menyantap mi instan. Belakangan, produsen mi instan menawarkan beragam rasa, dari rendang, iga penyet, soto banjar, sampai ala bulgogi Korea. Nah, apa jadinya jika kita benar-benar bisa menyantap mi instan dengan taburan daging, iga sapi, kornet, bahkan kuning telur asin yang lumer. Cobalah datang ke Warung Mevvah di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Tempo mendatangi tempat makan ini pada Selasa, 24 Mei 2016. Semua meja yang jumlahnya 13 baris tak ada yang kosong. Begitu berhadapan dengan daftar menu, mi goreng chicken blackpepper dengan topping kornet menarik perhatian. Ada simbol topi chef di samping mi instan ini, yang artinya menjadi andalan Warung Mevvah. Mi goreng khas Mevvah juga sukses menggoda rasa penasaran. Tanpa basa-basi, dua menu itu kami pesan. Sekitar 15 menit kemudian, pesanan datang.
Sepintas mi goreng chicken blackpepper dengan atasan kornet tak ubahnya padu padan bahan masakan belaka. Yang perlu dipuji adalah rasa asli mi goreng tak hilang. Sementara itu, porsi potongan ayam bumbu blackpepper tak pelit-pelit amat. Pun dengan kornet sapi yang tersaji dengan takaran dua tangkup sendok makan. "Ini kombinasi yang tepat," ujar seorang kawan.
Beralih ke mi goreng khas Mevvah. Kata pramusaji, menu ini dimasak dengan bumbu rahasia Warung Mevvah. Ternyata, saat disantap, tak terasa bedanya dengan mi goreng biasa. Samar-samar memang terasa mi yang matang karena digoreng di wajan. "Memang mi goreng khas Mevvah kami goreng lagi dengan tambahan mentega dan kecap," ujar Laksamana Mustika, Chief Marketing Officer Warung Mevvah.
Tempo kembali memesan mi kuah kari tekwan dengan topping keju. Taburan keju justru mengacaukan rasa. Gurihnya keju membuat kuah kari tak berasa. Jadi sebaiknya Anda berhati-hati mengkombinasikan rasa dengan tambahan topping yang tersedia, seperti otak-otak, sosis, telur asin, bakso goreng, dan kerupuk.
Laksamana mengatakan Warung Mevvah hadir untuk memberi alternatif kuliner dengan harga terjangkau di Pantai Indah Kapuk yang terkenal dengan pusat jajanan mahal. Semangkuk mi instan polos dibanderol Rp 9.500. Sedangkan mi varian rasa dihargai Rp 18-26 ribu. "Kami juga ingin sajikan mi instan didampingi sayur dan daging, agar kebutuhan nutrisi jadi komplet," ucap Laksamana.
Tempat makan serupa Warung Mevvah juga bisa Anda jumpai di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Namanya Whats'Up Cafe. Jargon tempat ini adalah membawa pengunjung menikmati mi instan di level yang berbeda. Sementara Warung Mevvah baru punya 13 varian rasa, What's Up menawarkan 21 ragam menu mi instan dengan harga mulai Rp 6.000 hingga Rp 75 ribu.
Menu mi goreng blackpepper beef cukup mengejutkan. Menu ini disajikan di atas hotplate, mirip penyajian steak. Alas yang demikian lebar ternyata diisi penuh dengan mi instan yang lebih dari takaran satu kemasan. Siraman bumbu blackpepper dan irisan daging sapi memenuhi piring. Satu hal istimewa adalah gundukan mi goreng itu ternyata beralaskan putih telur yang matang di hotplate. Bagi pemuja rasa asli mi instan, menu ini barangkali mengecewakan karena melenyapkan cita rasa bumbu mi goreng.
Tapi, sekali lagi, pilihan kembali ke tangan Anda, mau terus menyantap mi instan ala warung kaki lima atau sedikit menaikkan levelnya dengan aneka olahan. Yang jelas, jangan sampai salah memilih dan memadukan varian menu.
KORAN TEMPO | RAYMUNDUS RIKANG
Berita lainnya:
Trik Mengatasi Ketombe
3 Tip Simpel Agar Anda Produktif Saat Bekerja
Waspadalah, Wadah Plastik Bisa Merusak Gigi Anak