TEMPO.CO, Bandung - Gambaran klasik tentang piknik hadir di kafe Le Delice Cafe Bakery and Pastry di tengah Bandung. Di sana, kita bisa menemukan kain bermotif kotak-kotak merah-putih terbentang sebagai alas untuk leyeh-leyeh di lapangan rumput hijau. Di atasnya, ada keranjang bekal yang berisi botol-botol minuman, vas dengan buket bunga berwarna-warni, dan rak berbentuk sangkar burung yang dijalari tanaman rambat.
Sebuah topi lebar berwarna cokelat dan payung renda tergeletak. Di samping tikar, terparkir sepeda jengki putih dengan keranjang depan penuh bunga pink. Setting sempurna untuk foto pranikah. Setiap orang dengan telepon berkamera pasti enggan melewatkan spot itu tanpa berfoto.
Le Delice memang memanjakan para penggila foto. Segala rupa keperluan piknik disediakan oleh pemilik untuk keperluan selfie tamu-tamu mereka. "Untuk yang suka foto dan mengunggahnya ke media sosial," ujar Ferie, manajer kafe itu, beberapa waktu lalu.
Di era media sosial ini, makanan dan minuman lezat sepertinya tak cukup untuk menarik pelanggan. Apalagi di Bandung, surganya kuliner dan pengusaha industri kreatif. Kebanyakan pelanggan mencari tempat makan yang "Instagramable"-terlihat kece dipandang mata agar bisa diunggah ke akun Instagram.
Karena itu, jadilah spot ala piknik di taman tadi disediakan oleh pemilik Le Delice sebagai penarik perhatian. "Ini jadi semacam ikon kafe," kata Ferie. Benar saja, satu jam lebih Tempo duduk di sana, spot itu tak pernah sepi. Pengunjung silih-berganti datang untuk narsis di depan kamera.
Dibuka mulai Agustus tahun lalu, LeDelice -baca: ledelis, dari bahasa Prancis yang artinya lezat-mengusung tema taman dan piknik. Awalnya, tempat ini hanya menjual pastry dan bakery. Di bulan yang sama setelah pembukaan, pemilik menambahkan kafe dengan konsep taman ini.
Dari luar, tempat makan tersebut nampak seperti kebun belakang rumah yang dikelilingi pagar kayu putih. Gerbangnya berupa pintu lengkung yang dihiasi tanaman rambat. Begitu masuk, nuansa tamannya langsung terasa.Ada rumput hijau yang terhampar, tanaman rambat yang menggelantung di atap, dan bunga yang bermekaran di segala arah. Sayang, semuanya sintetis. Jadi, tak ada aroma kesegaran bunga dan rumput yang mampir di hidung.
Konsep taman ini diperkuat dengan air mancur yang diletakkan di tengah-tengah kafe. Meski ukurannya kelewat besar dan membuatnya tidak serasi dengan penataan kursi, suara gemercik airnya membuat suasana kafe makin adem.
Menurut Ferie, karena keunikan nuansa taman ini, banyak pasangan yang menyewa tempat tersebut untuk mengadakan pesta pernikahan privat. "Di sini, sudah enggak perlu mendekor lagi," kata Ferie, setengah berpromosi.
Meskipun ada latar piknik tadi, jangan buru-buru makan sambil lesehan ala piknik di taman. Untuk makan, pengunjung tetap harus duduk di kursi karena spot tersebut hanya digunakan sebagai pajangan. Di belakang latar, tersedia meja dan kayu aluminium serta meja kayu panjang berwarna putih yang unik.
Setelah puas berswafoto dan menemukan tempat duduk yang asik, waktunya untuk memilih menu. Le Delice menyajikan makanan asli Tanah Air seperti nasi goreng rempah dan nasi kabayan. Juga menu Barat, misalnya beef burger dan bolognese. Kisaran harganya Rp 15-60 ribu.
KORAN TEMPO | NUR ALFIYAH
Berita lainnya:
Segera Akhiri Hubungan Anda dengan Pria Seperti Ini
Jika Anda Berhenti Pakai High Heels, Ini yang Terjadi
10 Kegiatan Menyenangkan untuk Menghilangkan Stres