Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Biarkan Bayi Menangis, Bu!  

Editor

Indah Pratiwi

image-gnews
Ilustrasi bayi tidur bersama ibunya. mommyish.com
Ilustrasi bayi tidur bersama ibunya. mommyish.com
Iklan

TEMPO.COAdelaide - Ini dilema yang dihadapi banyak orang tua baru: bangun di malam hari untuk menenangkan bayi mereka yang terbangun dan menangis atau membiarkan bayi menangis hingga terdiam sendiri dan kembali tertidur. Anda pasti pernah mengalaminya juga, bukan?

Kini, para ilmuwan di Flinders University, Australia memiliki jawaban untuk dilema ini. Menurut mereka, bayi akan tidur lebih nyenyak dan tak gampang terbangun di malam hari jika mereka dibiarkan menenangkan diri sendiri saat menangis. "Wajar bila orang tua menenangkan bayinya saat dia menangis di malam hari, tapi sebaiknya biarkan dia menangis hingga tertidur sendiri," kata Profesor Michael Gradisar yang memimpin penelitian. 

Menurut dia, selalu bangun untuk menenangkan tangisan bayi memiliki efek merugikan, baik bagi bayi maupun orang tua. "Kurang tidur dapat menyebabkan beberapa kerugian, termasuk depresi pada ibu," katanya. Membiasakan bayi dengan perilaku tidur yang baik, ujar Gradisar, akan meningkatkan kualitas istirahat keduanya. 

Dalam penelitiannya, Gradisar membagi relawan dalam dua kelompok. Satu kelompok diminta membiarkan bayi mereka tertidur sendiri. Orang tua dalam kelompok ini harus menunggu beberapa menit sebelum menanggapi tangisan bayinya. Mereka diizinkan untuk menghiburnya tapi tidak dengan menggendongnya. 

Kelompok kedua diminta untuk secara bertahap menunda waktu tidur. Kelompok ini awalnya menunda waktu tidur selama 15 menit, dan semakin hari semakin ditambah waktunya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun kelompok kontrol dalam penelitian ini hanya diberi informasi tentang kebiasaan tidur yang sehat. Setelah tiga bulan, para peneliti menemukan bayi di kedua kelompok tidur rata-rata 10 sampai 13 menit lebih cepat. Namun bayi pada kelompok pertama tidur lebih baik pada malam hari dan hanya sekali atau dua kali terbangun, jauh berkurang dari sebelum penelitian dilakukan. 

"Tingkat stres pada ibu juga menurun di bulan pertama dan tidak ada tanda-tanda stres pada bayi," kata Profesor Gradisar. Sampel air liur menunjukkan tingkat kortisol atau hormon stres juga sedikit menurun pada bayi.

INDAH P | DAILY MAIL

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Wanita paruh baya atau emak-emak tampak di video sedang terbawa emosi saat menonton televisi.
Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?


8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.


Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Ilustrasi bayi. Pixabay.com
Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim


Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Ilustrasi ayah dan ibu mengobrol dengan balita. shutterstock.com
Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.


Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh. youtube.com
Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.


Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anggota WET Indonesia memperagakan gerakan akuarobik menggunakan pelampung yang dinamakan noodle. TEMPO | Dwi Nur Santi
Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.


Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)
Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi


Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.


Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Poppy Bunga usai melahirkan anak keduanya. (Seno/Tabloidbintang.com)
Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.


Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

ilustrasi susu (pixabay.com)
Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.