TEMPO.CO, Jakarta - Kelebihan berat badan biasanya diindikasikan dengan kondisi tidak sehat dan rawan terserang penyakit, seperti diabetes dan jantung. Namun tidak demikian bagi mereka yang menderita kanker usus. Kelebihan berat badan justru dianggap bagus.
"Kelebihan berat badan dan obesitas sebelumnya diidentifikasikan dengan risiko berbagai faktor dan kondisi kesehatan. Tapi bagi orang-rang yang menderita kanker colorectal, kelebihan berat badan justru menjadi pelindung dari kematian," kata peneliti dan penulis Candyce Kroenke, seperti dilansir UPI.
Meski demikian, fakta itu bukan berarti menjadi izin buat para penderita tersebut untuk menaikkan berat badan tanpa terkontrol. "Hasil penelitian ini tidak boleh diartikan sebaliknya, menjadi gemuk karena alasan kanker. Sebab, tetap saja orang kelebihan berat badan lebih mudah terserang kanker," ujar Dr Arun Swaminath, gastroenterologist di Lenox Hill Hospital di New York, Amerika Serikat.
Dalam penelitiannya, tim Kroenke mempelajari catatan medis lebih dari 3.400 orang di California yang didiagnosis menderita kanker usus stadium 1-3 antara 2006 dan 2011. Para peneliti itu kemudian membandingkan risiko kematian pasien ketika pertama kali didiagnosis dengan saat 15 bulan kemudian.
Pasien yang terlalu kurus ternyata lebih cepat meninggal dibanding yang berat badannya normal. Mereka yang kelebihan berat badan tapi belum masuk taraf obesitas memiliki risiko kematian 55 persen lebih sedikit atau 48 persen lebih sedikit dibanding penderita lain yang berat badannya normal.
Namun orang yang kelebihan berat badan atau obesitas lebih rawan terserang kanker jenis lain. Karena itulah, penderita kanker usus sering disebut sebagai "paradoks obesitas".
PIPIT
Berita lainnya:
Resep Pir Panggang ala Chef Yuda Bustara
7 Tipe Orang yang Paling Sering Digigit Nyamuk
Jangan Khawatir, Menelan Permen Karet Tidak Berbahaya