TEMPO.CO, Jakarta - Diet bebas gluten semakin populer selama beberapa tahun terakhir. Bahkan sebuah survei tahun 2015 menemukan bahwa 25 persen orang Amerika sekarang mengkonsumsi makanan tanpa gluten, atau naik 8 persen dari tahun 2013.
Gluten adalah protein yang ditemukan dalam pati-patian, semisal gandum dan bulgur. Sebagian besar roti, kerupuk, sereal, pasta, dan kue adalah contoh makanan yang mengandung gluten.
Makanan bebas gluten biasanya disarankan untuk mereka yang memiliki penyakit celiac (CD), yaitu kondisi kekebalan tubuh yang membuat orang sakit jika mereka makan gluten. Namun sejauh ini tidak ada bukti ilmiah bahwa diet bebas gluten membawa manfaat kesehatan bagi mereka yang tidak memiliki celiac, alergi gandum, atau sensitivitas tinggi terhadap gluten.
Para ahli mengatakan manfaat kesehatan yang berhubungan dengan makanan bebas gluten sebenarnya mitos. Bahkan mereka menyatakan memberikan anak-anak makanan bebas gluten, sementara mereka tidak memiliki penyakit celiac, bisa berbahaya. "Tidak ada bukti yang mendukung diet bebas gluten untuk anak-anak yang tidak menunjukkan gejala CD atau untuk menunda pengenalan gluten untuk bayi guna mencegah CD," kata Norella R. Reilly dalam tulisannya di The Journal of Pediatrics.
Menurut dia, setiap kali orang menghilangkan semua kategori makanan yang selama ini disantap karena mengandung gluten, dia berisiko kekurangan gizi. Produk bebas gluten, kata Reilly, cenderung rendah nutrisi penting, termasuk vitamin B, kalsium, zat besi, zink, magnesium, dan serat.
Sebaliknya, jika anak kita benar-benar memiliki penyakit celiac atau sensitivitas tinggi terhadap gluten, sebaiknya makanan bebas gluten tidak diberikan pada anak-anak. "Makanan bebas gluten bukan sesuatu yang orang harus lakukan," kata Peter HR Green, Direktur Celiac Disease Center di Columbia University.
Makanan bebas gluten juga memiliki kelemahan lain. Kebanyakan alternatif bebas gluten, seperti pasta dan roti, secara signifikan lebih mahal daripada bahan makanan sejenis lainnya. Sebuah survei pada 2007 yang dilakukan Green dan rekan-rekannya menemukan bahwa pasta dan roti bebas gluten harganya dua kali lipat daripada harga produk konvensional.
Makanan bebas gluten dalam kemasan sering kali tinggi lemak dan gula, yang menyebabkan beberapa anak-anak menjadi gemuk atau kelebihan berat badan. Selain itu, makanan kemasan bebas gluten sering kali tidak diperkaya dengan vitamin dan mineral, yang dapat menyebabkan anak kekurangan nutrisi penting.
Jadi, kesimpulannya, kata Green, tak perlu terpengaruh demam bebas gluten jika anak Anda baik-baik saja, bukan penderita penyakit celiac. Atau jika ingin lebih pasti, konsultasikan dengan dokter anak Anda.
INDAH P | PARENT
Baca juga:
Efek Dahsyat Suara Ibu bagi Otak Anak
Tip Agar Anak Doyan Makan Buah dan Sayur
Emma Watson Pakai Gaun Daur Ulang di Met Gala