Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Aman Makan Nasi tanpa Khawatir Kalori dan Gula  

image-gnews
Sxc.hu
Sxc.hu
Iklan

TEMPO.COJakarta - Beras adalah bahan makanan pokok sebagian besar masyarakat di Asia. Beras yang ditanak menjadi nasi memang menjadi kebutuhan sehari-hari, tapi di sisi lain dituduh sebagai salah satu makanan yang membuat gemuk dan berbahaya buat penderita diabetes.

Nasi adalah sahabat dan musuh. Para ilmuwan terus memutar otak dan mencari cara bagaimana nasi yang lezat dimakan dengan berbagai lauk pauk itu tetap aman buat kesehatan, selain mengenyangkan.

Jadi ditemukanlah cara memasak nasi yang dipercaya bisa mengurangi jumlah kalori yang terkandung di dalamnya hingga hanya separuhnya. Riset tersebut dipresentasikan pada 249th National Meeting & Exposition of the American Chemical Society di Amerika Serikat baru-baru ini. 

Menurut para peneliti itu, ada dua jenis tajin yang terdapat pada nasi, yakni yang mudah dicerna dan yang sulit. Tubuh kita tidak punya enzim yang dibutuhkan untuk mencerna tajin yang "bandel" dan mengubahnya menjadi zat gula yang kemudian diserap oleh aliran darah.

Bertambahnya kadar gula dalam aliran darah, dan kemudian menjadi lemak, tentu saja tak baik buat kesehatan. Dengan kata lain, para ilmuwan ingin mencari cara agar nasi yang ditanak mengandung lebih banyak tajin yang sulit dicerna daripada yang mudah, untuk menghindari naiknya kadar gula dalam darah.

Sehingga dicobalah untuk menambahkan minyak kelapa karena dipercaya bisa membuat tajin menjadi sulit dihancurkan oleh enzim pencernaan. Setelah dimasak, nasi didiamkan selama 12 jam sebelum dikonsumsi. Hasilnya adalah jumlah nasi yang sama tapi dengan kalori yang lebih sedikit.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bila Anda malas memakan nasi karena sudah dingin, jangan khawatir. Nasi bisa dipanaskan lagi tanpa mengubah efek minyak kelapa di dalamnya. Hanya saja belum ada penelitian lebih lanjut apakah cara yang sama juga bisa diterapkan pada beras merah, atau bisakah menggunakan minyak selain minyak kelapa. 

Jadi, untuk sementara, cukup menambahkan minyak kelapa saat menanak nasi, dan nikmatilah makanan pokok tersebut tanpa rasa bersalah atau ketakutan menjadi gemuk atau terkena diabetes.

HOUSEBEAUTIFUL l PIPIT

Baca juga:
6 Manfaat Lemon untuk Kesehatan
Operasi Terbaru buat Si Pemalas Pakai Kacamata Baca
Anda Selalu Merasa Lapar? Mungkin Ini Penyebabnya

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

12 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.