TEMPO.CO, Jakarta - Apakah anak balita Bunda sudah bisa berhitung dan membaca? Kalau iya, tentu mereka adalah anak yang membanggakan untuk kedua orang tuanya. Namun demikian, jangan senang dulu, karena kepintaran bukan satu-satunya tolok ukur agar anak dapat dikatakan hebat.
Selain kecerdasan, psikolog dari Universitas Indonesia, Roslina Verauli, mengatakan orang tua perlu memupuk nilai kebaikan sejak kecil agar memberikan dampak positif bagi kehidupan anak kelak. "Diperlukan pemahaman dari orang tua mengenai bagaimana mengembangkan empati pada anak," kata Roslina dalam keterangan tertulis, Minggu, 8 Mei 2016.
Untuk membentuk pemahaman itu, menurut Roslina, orang tua perlu mendapat informasi atau masukan dari pihak luar, baik itu dari komunitas atau lainnya. "Cerita dari ibu-ibu lainnya dapat menginspirasi orang tua dalam membesarkan anak hebat," ujarnya.
Natalia Lumempow, misalnya. Ibu dari Clay William Manopo, 4 tahun, ini bercerita ketika ketika putranya berani memberikan makanan kepada seseorang yang tak dia kenal dan mengalami keterbelakangan mental. "Dalam perjalanan sepulang sekolah, dia minta berhenti di satu tempat yang ada orang (asing) itu," kata Natalia.
Clay, Natalia melanjutkan, tak ragu mendekati orang asing itu dan memberikannya makanan. Clay membeli makanan tersebut di sekolah dari uang saku yang diberikan orang tuanya setiap hari. "Aku mengumpulkannya Ma," kata Natalia menirukan ucapan Clay saat itu.
Ada pula cerita dari Naura Nadhifa, 1 tahun, yang berusaha menenangkan saudara kembarnya, Nafisa, ketika menangis. "Naura memberikan pelukan kepada Nafisa," kata ibunda Naura dan Nafisa, Lita Novianti.
Marketing Manager Bebelac PT Nutricia Indonesia Sejahtera Ade Umiyana Savitri mengatakan cerita yang memunculkan empati dari dua bocah tadi membuat mereka terpilih menjadi bintang iklan Bebelac. Dua cerita itu mengalahkan lebih dari 10 ribu cerita lainnya yang diterima Bebelac. "Kami melakukan kampanye BebeHero sebagai perpaduan anak hebat dalam hal pikir dan peduli, serta cekatan," kata Ade.
Menurut Ade, kepintaran saja tak cukup membuat anak dibilang hebat. "Di dunia kerja contohnya. Meski kita pintar, tapi kalau tidak bisa bekerja saja, siapa yang akan menjadi teman kita," ujarnya.
RINI K.
Baca juga:
Kapan Anak Boleh Main Gadget?
Tip Supaya Anak Berhenti Ngompol
Pola Asuh yang Cocok untuk Anak Masa Kini