Selain bikin tekor, tak memberikan air susu ibu berimplikasi pada masa depan bayi. Menyusui lebih lama terbukti bisa meningkatkan kecerdasan. Rata-rata poin kecerdasan intelektual (IQ) akan meningkat tiga poin. Karena kecerdasannya optimal, penghasilan di masa depan juga akan meningkat. Rata-rata keuntungan ekonomi yang bisa didapat mencapai 302 miliar dolar AS per tahun secara global.
Di Indonesia praktek menyusui belum optimal. Memang hampir sembilan dari 10 ibu memberikan ASI. Namun hanya 42 persen yang memberikan ASI eksklusif selama 0-6 bulan. Dengan angka kelahiran di Indonesia mencapai 4,7 juta per tahun, jumlah bayi yang memperoleh ASI selama enam bulan tak mencapai 2 juta jiwa. Adapun jumlah bayi yang disusui, baik sebagian maupun secara eksklusif sampai 6 bulan, mencapai 88,5 persen, dan sekitar 55 persen anak terus disusui hingga berusia 2 tahun.
Karena belum tuntasnya praktek menyusui ini, skor kognitif di Indonesia tergolong rendah. Diperkirakan pendapatan sebesar Rp 16,9 triliun hilang karena penyebab ini.
Selain menghemat pengeluaran dan menambah pemasukan, banyak keuntungan kesehatan yang diperoleh dari menyusui bayi. Penulis Lancet Breastfeeding Series, Sue Horton, mengatakan perempuan bisa mengurangi risiko kanker payudara dengan menyusui sampai 6 persen. Hal ini dapat mencegah kematian perempuan di dunia akibat kanker payudara hingga 20 ribu jiwa.
Menurut Horton, pemberian ASI eksklusif yang mencapai 90 persen juga bisa menyelamatkan sekitar 820 ribu anak balita setiap tahun dari kematian akibat diare dan radang paru alias pneumonia—dua penyebab kematian anak terbesar di dunia. ASI yang optimal bisa membuat daya tahan tubuh mereka meningkat sehingga saat serangan penyakit datang, tubuh bisa menyediakan pertahanan.
Dengan dukungan aktivitas menyusui secara tepat, hampir 50 persen kematian anak di bawah 2 tahun yang disebabkan oleh diare dan pneumonia dapat dicegah setiap tahun. Di Indonesia sendiri, lebih dari separuh kematian anak setiap tahun, yakni 5.376 anak di bawah usia 2 tahun, dapat dicegah. Biaya yang dapat dihemat mencapai hampir 270 juta dolar AS, atau di atas 88 persen dari penghematan di Asia.
Karena manfaat seabrek ini, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek mengimbau para ibu di Indonesia memberikan ASI sebanyak mungkin kepada buah hatinya. Selain membuat pengeluaran jadi lebih irit, menyusui dinilai praktis karena tak membutuhkan banyak waktu persiapan. "Hasilnya juga akan berbeda antara bayi yang diberi ASI eksklusif dan susu formula."
Baca juga:
Wah, Pakai Baju Seksi, Cita Citata Dianggap Lecehkan Perawat
TERJAWAB: Misteri Kamar 420 yang Bikin Bingung Tamu Hotel