TEMPO.CO, Jakarta - Bagaimana mengubah kebiasaan makan agar mencapai berat badan ideal dengan kondisi tubuh tetap prima? Menurut ahli gizi Keri Gans, penulis buku The Small Change Diet: 10 Steps to a Thinner, Healthier You, cara terbaik adalah memulai dengan langkah-langkah kecil.
Diet yang terlalu keras dan dipaksakan, menurut dia, tak akan berakibat baik. Sebaliknya, ia merekomendasikan perubahan sederhana terkait dengan pola makan.
Salah satunya sarapan. Makan di pagi hari, kata dia, membangun fondasi semua aktivitas di hari itu. "Anda tidak dapat menjalankan mobil tanpa bahan bakar, sama seperti Anda tidak dapat menjalankan tubuh Anda tanpa makanan," katanya. Namun ia menyarankan untuk makan makanan yang tidak terlalu berat. Misalnya buah dan setangkup roti bertabur kacang. Alternatif lainnya adalah yogurt rendah lemak dengan sepotong buah atau semangkuk sereal tinggi serat dengan susu rendah lemak.
Ia juga menganjurkan tidak lupa memasukkan buah-buahan dan sayuran dalam makanan sehari-hari. Selain itu, bahan-bahan yang tak sehat perlahan-lahan diganti dengan bahan makanan yang menyehatkan.
Ia mencontohkan mengganti mentega dengan minyak zaitun ekstra virgin saat memasak telur dadar atau roti bakar. "Selain rasanya menjadi lebih lezat, jauh lebih baik bagi jantung Anda," katanya.
Tip lain yang dianjurkan adalah mengganti susu full cream dengan susu rendah atau tanpa lemak, meniadakan keju pada omelet serta menggantinya dengan sayur. Ketika ingin minum minuman bersoda, ia menyarankan membuang separuh isinya dan mengisi ulang dengan jus buah. "Rasanya sama-sama enak," katanya.
Begitu juga saat membuat telur dadar. Karena kuning telur tinggi kalori dan kolesterol, ia menyarankan membuatnya dengan trik satu telur utuh dikocok dengan dua putih telur. "Ini bisa menjadi sarapan sehat untuk seluruh keluarga," katanya.
Satu lagi yang dianjurkan Gans, yaitu tak perlu melewatkan salah satu waktu makan atau membiarkan perut keroncongan. "Jika Anda lapar, makan! Ngemil di antara waktu makan dianjurkan, terutama jika sudah lebih dari 4 jam sejak makanan terakhir," ucapnya. Menurut Gans, semakin lama menunggu waktu makan, lebih banyak kalori yang akan dikonsumsi nanti.
Gans menyatakan, diet yang bijaksana adalah tidak memaksa tubuh menerima perubahan yang drastis terkait dengan pola makan. "Cobalah membuat perubahan kecil, perubahan bertahap dalam diet. Setelah perubahan menjadi kebiasaan baru yang sehat, melangkahlah ke tahap berikutnya," katanya.
INDAH P | HEALTH