Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sepatu Lokal Gaya Eropa

image-gnews
Agie Purwa, pengusaha sepatu merk Jasmine Elizabeth. instagram.com
Agie Purwa, pengusaha sepatu merk Jasmine Elizabeth. instagram.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Agie Purwa merintis usaha fesyen kulit sejak remaja, tepatnya di tahun 2000. Ketika itu, Agie menangani permintaan konsumen dari Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru. Agie kemudian memproduksi aneka produk fesyen berbahan kulit, di antaranya sepatu.

Menurutnya, rata-rata jumlah pemesanan sepatu kulit lebih dari 100-an pasang per tahun. Pemesanannya itu diteruskan ke para pembuat sepatu lokal. Dia mengawasi proses produksinya untuk menjaga kualitas produknya. Terkadang, sepatu buatan pengrajin lokal ini tidak memenuhi standar yang ditetapkan konsumennya. Mau tidak mau, Agie memberikan edukasi kepada perajin. Hal itu terus dilakukan antara tahun 2000 hingga pertengahan 2015.

Berkat ketekunannya, Agie mendulang reputasi dan kepercayaan dari pembeli. “Ketika itu, saya mempromosikannya via situs internet. Ketepatan waktu dan kualitas produk menjadi modal untuk menyakinkan konsumen luar negeri,” terang wanita kelahiran 21 Desember 1979 ini. Dia menyebutkan keterlibatannya di bisnis ini karena melihat celah bisnis yang prospektif.

Pengalamannya membuatkan sepatu untuk merek luar negeri menginspirasi Agie untuk terjun ke bisnis manufaktur sepatu. Ia memutuskan untuk mendirikan merek Jasmine Elizabeth pada pertengahan 2015. “Pada Desember tahun lalu, Jasmine Elizabeth mulai berdiri dan menjual sepatu,” katanya. Agar memikat pembeli, Agie mengkombinasikan cita rasa lokal dan Eropa untuk desain sepatunya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Langgam sepatu Jasmine Elizabeth mengusung gaya foot couture. Menurut Agie, rangkaian koleksi sepatu yang bakal ditampilkan ini dibuat manual oleh perajin lokal. "Seratus peresen dibuat dengan tangan dan diawasi ketat agar mutu dan kualitasnya terjaga, serta desainnya dibuat sesuai musim. Sepatu kami dibuat berdasarkan dua musim, yaitu fall dan winter serta spring dan summer,” tandasnya.

Lantaran dibuat manual, kapasitas produksinya terbatas. Dua orang perajin menghasilkan sepasang sepatu yang dikerjakan dalam dua hari. Untuk harganya, Agie membanderolnya Rp 1,6-2,5 juta per pasang. “Dalam sebulan, rata-rata terjual 25 pasang,” katanya. Sejauh ini, sepatunya banyak terjual di Jakarta dan Bali. “Ke depannya, ingin dijual ke luar negeri, saat ini saya sedang menjajaki pasar di Miami dan Sydney,” terangnya.

SWA

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

22 April 2021

Gojek Beri Pelatihan UMKM Untuk Pahami Tren Bisnis Selama Ramadan 2021

Gojek menghadirkan Akademi Mitra Usaha (KAMUS) dan tren bisnis menarik selama Ramadhan yang ditujukan untuk pelaku UMKM


Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

6 April 2018

Dua anggota WeWork bermain pingpong di depan area laundry umum di gedung WeLive, Manhattan. Caitlin Ochs / Bloomberg
Tren Co-Living Space, Tempat Hunian Sekaligus Area Kerja Anda

Menjamurnya co-working space saat ini menjadi sebuah tren tempat para pengusaha berkumpul. Namun sekarang sudah ada tempat tinggal dengan rekan kerja.


Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

22 Januari 2018

Ruben Onsu. TEMPO/Agung Pambudhy
Ruben Onsu Buka Restoran Geprek Bensu Kedua di Bali

Restoran Geprek Bensu kedua di Bali menjadi cabang yang ke-60 di Indonesia.


Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

16 Januari 2018

Ilustrasi bisnis titip menitip. Insideretail.ph
Mau Bisnis Tambah Lancar? Kampus Shopee Kembali Digelar

Mahir dalam bisnis kini tak perlu sulit lagi. Ada Roadshow Kampus Shopee. Tahun ini akan menjangkau lebih dari 30 kota di Indonesia.


Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

8 November 2017

Kue Korea (Bisnis.com)
Icing ala Korea, Rahasia Legit Bisnis Bolu

Cake dengan dekorasi icing yang artistik jauh lebih menggugah selera, meskipun pada kenyataannyaicing seringkali disisihkan atau tidak dikonsumsi.


Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

13 September 2017

Warga memilih gantungan kunci bergambar logo Muhammadiyah yang di jual di Bazar Muktamar Muhammadiyah di Kawasan Mounmen Mandala Makassar, 2 Agustus 2015. Pernak-pernik yang dijual yakni kaos, Pin, Gantungan kunci, mug, dan berbagai produk kerajinan tangan lainnya. TEMPO/Hariandi Hafid
Muhammadiyah Jajaki Pendirian Holding Company Bisnis Usaha

Muhammadiyah tengah menjajaki pendirian holding yang akan memayungi semua unit bisnis usaha yang sudah berjalan.


Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

2 September 2017

Aktor Baim Wong saat menghadiri premier film
Mau Buka Bisnis Baru? Contoh Baim Wong yang Belajar dari Medsos  

Baim Wong (35) tak mau hanyut dalam tren seleb yang berbisnis oleh-oleh
kekinian di sejumlah kota. Baim belajar bikin siomay


Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

3 Agustus 2017

Dhini Aminarti dan suaminya, Dimas Seto. Instagram.com
Dimas Seto Terjun ke Bisnis Kuliner, Begini Siasat Suksesnya

Bisnis kuliner oleh-oleh kekinian milik artis kian menjamur. Dimas Seto mengaku tidak takut dengan persaingan bisnis.


Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

21 Juli 2017

Wulan Martha Tilaar. Tempo/Hadriany Puji
Bisnis Menjanjikan, Martha Tilaar Wadahi Penata Rias Artis

PAC MUAster menjadi satu society khusus bagi para profesional penata rias artis


Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

17 Juli 2017

Ilustrasi kegiatan voluntourism, bersama Nila Tanzil dan penari Caci Dance. Travelsparks.co
Mau Bisnis Sosial? Intip Trik Nila Tanzil Bikin Travel Sparks

Keinginan Nila Tanzil menyediakan akses buku bagi anak Indonesia Timur melahirnya bisnis sosial Travel Sparks tahun 2014. Apa kuncinya biar happy?