TEMPO.CO, Jakarta - Bagi Alberthiene Endah, menulis dan anjing adalah dua hal yang tak terpisahkan. Menulis adalah hobinya, sedangkan menyelamatkan anjing terlantar jadi panggilan jiwanya. AE, panggilan Alberthiene, kini memang terlibat dalam aksi penyelamatan hewan terlantar dan tersiksa.
Penulis biografi Krisdayanti ini mengaku pertama kali menyelamatkan hewan saat membeli Bruno--seekor anjing ras Siberian Husky--di Gadjah Mada Plaza pada 2010. “Bruno disembunyikan di balik tembok karena matanya dianggap cacat,” dia berujar, Kamis pekan ini.
Baca Juga:
Sejak saat itu hasratnya menyelamatkan anjing tak terbendung. Puluhan ekor anjing malang sudah pernah ia selamatkan. Aksi terbarunya ialah menyelamatkan sekitar 80 ekor anjing yang ditelantarkan pemiliknya yang meninggal. Si pemilik, ia berujar, tergolong animal hoarder--penumpuk hewan peliharaan tapi tak mampu merawat secara baik. AE kini merawat sepuluh ekor anjing terlantar di rumahnya, termasuk Bruno.
AE mengaku tak pernah kesulitan jika ia harus menuntaskan misi menolong satwa. Ada yang ia lakukan sendirian, ada pula yang dikerjakan bersama dengan komunitas pencinta anjing yang berjejaring dengannya. “Jejaring relasi pencinta anjing ini menambah kekuatan tim yang turun ke lapangan,” ujarnya.
Perempuan 45 tahun itu juga punya seribu cara agar tetap aktif terlibat menolong hewan kendati pekerjaannya menumpuk. AE menyebut bakal bertugas sebagai penyebar kabar lewat media sosial bagi komunitas penyelamat hewan jika ada anjing dan kucing terlunta. Dengan cara itu ia masih bisa berpartisipasi meski tak bisa turun langsung ke lapangan.
AE kini sedang menyiapkan proyek penting untuk mendukung upaya penyelamatan hewan secara lebih luas. Ia sedang menggarap buku berjudul The Story of Dog 2 yang hasil penjualannya akan disumbangkan untuk program sterilisasi anjing. “Apa pun yang bisa saya lakukan untuk selamatkan hewan akan saya kerjakan karena itu cermin saya menghormati Tuhan dan semesta.”
RAYMUNDUS RIKANG