TEMPO.CO, Jakarta - Cuaca panas bisa merusak kulit. Paparan sinar matahari yang kuat dapat menyebabkan kulit terbakar, ruam, tanning, penuaan dini, dan peningkatan risiko kanker kulit. Karena itu, pahami bagaimana mengatasi masalah perawatan kulit untuk mendapatkan kulit yang sehat dan bercahaya saat sinar matahari terik sepanjang hari.
Dokter spesialis kulit di India, Aanchal Panth, mengungkap beberapa kondisi kulit musim panas yang umum dan cara untuk mengelolanya.
1. Ruam panas
Ruam panas atau miliaria, menurut dokter kulit, terjadi akibat sumbatan kelenjar atau saluran keringat ekrin. “Ini biasa terjadi di musim panas dan terjadi di daerah dengan kelembapan tinggi,” katanya.
Untuk mengelolanya, disarankan mandi air dingin, menggunakan losion penenang berbahan dasar calamine, mengenakan pakaian katun murni, dan kunjungi dokter kulit jika mengalami gatal parah
Rinky Kapoor, konsultan dokter kulit dan ahli bedah kulit, menyarankan mandi air dingin untuk mengatasi biang keringat. “Cobalah untuk memakai pakaian katun yang longgar, minum banyak air untuk menghindari dehidrasi, dan jangan menggunakan produk yang mengandung bahan kimia atau produk pewangi yang dapat memperparah ruam. Hindari keringat berlebih, seperti di lingkungan yang panas, lembap, dan tetap berada di ruangan ber-AC.”
Untuk mencegah ruam akibat sinar matahari, dia menyarankan menjaga kulit tetap kering, sejuk, dan sebersih mungkin. “Hindari krim dan salep yang bisa menyumbat pori-pori penyebab ruam. Hindari kain yang mengiritasi kulit, seperti wol atau nilon,” kata Kapoor.
2. Terbakar sinar matahari
Menurut Panth, sengatan matahari terjadi ketika kulit terpapar radiasi UV intensitas tinggi yang berlebihan. “UVB bertanggung jawab atas luka bakar,” katanya.
Dia menyarankan cara yang sama untuk mengatasi kulit terbakar, antara lain oleskan gel lidah buaya yang menenangkan, jangan menggosok es secara langsung karena dapat memperparah cedera, hindari mandi air panas di area tersebut, melembabkan dengan emolien 3 kali sehari, dan lindungi area dari sinar matahari.
Untuk menghindari sengatan matahari, Kapoor merekomendasikan penggunaan tabir surya SPF 50 setidaknya dua kali sehari, setiap hari. “Pakailah pakaian longgar lengan panjang, topi, dan kacamata hitam, serta tutupi wajah dengan syal untuk menghindari sengatan matahari. Mencari tempat teduh atau bahkan menghindari keluar saat panas terik di luar yaitu dari pukul 12.00 hingga 16.00. Gunakan lipbalm ber-SPF untuk mencegah bibir terbakar sinar matahari,” ujarnya.
3. Tanning
Tanning disebabkan oleh paparan sinar matahari berlebih yang merangsang sel melanosit untuk membuat lebih banyak pigmen melanin. Panth menyarankan untuk mengikuti langkah-langkah ini.
- Perlindungan matahari adalah yang paling penting. Aplikasi tabir surya secara teratur, hindari sinar matahari tengah hari.
- Eksfoliasi kimia lembut dengan bantuan pelembap
- Krim berbahan dasar asam glikolat membantu mencerahkan warna cokelat.
Kapoor juga mengatakan bahwa eksfoliasi kulit dengan frekuensi tertentu dapat membantu, tapi jagan saat kulit terbakar. “Gunakan tabir surya, dan pilih gel lidah buaya untuk menghilangkan tanning. Pastikan juga untuk menjaga diri tertutup dengan mengenakan pakaian lengan penuh. Selanjutnya, irisan mentimun, dan kompres dingin dapat membantu mengatasi penyamakan. Ikuti tip penting ini tanpa gagal," kata dokter kulit itu.
Pilihan Editor: Alasan Tidak Boleh Mengelupas Kulit Terbakar Bekas Sengatan Matahari
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu