TEMPO.CO, Jakarta - Pergelaran Jakarta Auto Runway yang berlangsung akhir pekan lalu memadukan dunia fashion dengan otomotif. Sebanyak delapan desainer dihadirkan dalam pertujukan dua hari di tengah pameran otomotif GAIKINDO Jakarta Auto Week 2023 di Jakarta Convention Center. Salah satu dari desainer itu adalah Wilsen Willim.
Wilsen yang dikenal dengan desain berpotongan sederhana dan asimetris, menggunakan bahan-bahan berkelanjutan, menyajikan 20 looks busana modest. Menurut dia, ini merupakan interpretasi dia terhadap busana menyambut Hari Raya yang nyaman dikenakan dan stylish. Karena itu dia mengusung tema Visual Opinion. Ini merupakan cara dia menyampaikan pendapat tentang gaya yang sesuai dengan seleranya.
“Jadi ini baju Lebaran versi aku, mungkin buat buka puasa. Ada sentuhan luxury, masih banyak pakai wastra, dan mencoba several cut,” kata Wilsen yang mempertontonkan karyanya pada Sabtu, 18 Maret 2023.
Baju Lebaran versi Wilsen bisa dibilang tidak seperti karyanya yang biasa. Kali ini dia lebih banyak main warna, corak, teknik pembuatan, dan siluet, tetapi tetap dengan potongan asimetris di beberapa looks. Biasanya dia memadukan antara ketat dan flowy, kali ini dia banyak bermain dengan pola flowy dan banyak tekstur. Dia juga lebih banyak mendengar keinginan kliennya dibandingkan dengan mencetuskan ide sendiri.
Model memperagakan busana rancangan dari desainer Wilsen Willim pada acara Jakarta Auto Runway di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Sabtu, 18 Maret 2023. Pada Show tersebut diikuti 8 desainer seperti Wilsen Willim, IKYK, Amotsyamsurimuda, Raegitazoro, Elima, Tanah le Sae, Rinda Salmun, dan ANW yang berkolaborasi dengan industri otomotif. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Tapi karena ini adalah kolaborasi antara fashion dan otomotif maka dia juga memikirkan bagaimana karyanya cocok digunakan untuk masyarakat urban yang sibuk dan menjadikan mobil sebagai rumah keduanya.
“Kita travel ke sana ke sini, dari satu tempat ke tempat lain menggunakan mobil, jadi aku memikirkan movement-nya, berat bajunya, materinya, apakah kepanasan, apakah lecek, jadi otomotif juga bagian dari itu,” kata dia. Jadi, dia memastikan bajunya tak hanya enak dipakai ketika berdiri, tetapi juga nyaman ketika dikenakan di dalam mobil.
Desainer yang produknya tersedia di butik multimerek di sejumlah negara ini membuat beberapa model dengan garmen yang tidak menyatu supaya mudah dipadupadankan menyesuaikan kondisi. Misalnya, dia menyiapkan pakaian untuk orang yang memiliki lebih dari satu acara dalam sehari, di siang hari ini bekerja dengan pakaian yang lebih santai dan di malam hari ingin makan malam berpakaian lebih formal dengan menambahkan korset yang sudah disiapkan di mobil.
“Memang cut aku semua gayanya begitu. Jakarta dengan macetnya itu nggak mungkin pulang buat ganti baju. Jadi mobil itu kayak rumah kedua, mereka selalu standby baju, sepatu, dan lain-lain. Makanya pengin bikin (tema) mobil karena lifestyle-nya pas,” kata dia.
Material yang digunakan masih sebagian besar katun, meski tidak 100 persen idealis seperti kebanyakan karyanya terdahulu. Wilson memilih katun poli dan sedikit sutra yang nyaman dikenakan. Dia juga masih menggunakan wastra Nusantara yang terbuat dari katun.
“Wastra yang dipakai banyak batik, standar batik peranakan seperti Lasem dan Cirebon,” kata dia.
Untuk pertunjukan koleksi ini, Wilsen Willim berkolaborasi dengan perhiasan Tulola yang merepresentasikan Indonesia dan sepatu rajut Jeffry Tan.
Pilihan Editor: Gabungkan Fashion dan Otomotif, Jakarta Auto Runway Menampilkan Karya 8 Desainer
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.