TEMPO.CO, Jakarta - Pernah mengalami bintil kuku atau hangnail, secuil kulit di sekitar kuku yang robek dan menggantung? Rasanya sangat mengganggu, menyakitkan, dan bisa menyebabkan luka berdarah di sekitar bantalan kuku. Biasanya ini muncul bersamaan dengan kutikula yang kering dan pecah-pecah.
Dana Stern, dokter kulit bersertifikat dan pakar kuku Nu Skin, mengatakan bahwa hangnail berbeda dengan kuku patah. “Istilah hangnail sebenarnya salah kaprah, karena bukan 'pelat kuku' sebenarnya yang menggantung melainkan sebagian dari kutikula yang telah terpisah,” katanya.
Stern mengatakan kutikula yang seperti segel atau nat ubin untuk melindungi kuku dan kulit dari infeksi luar. "Tanpa segel, air dan kelembapan, dan infeksi yang pasti, dapat lebih mudah masuk ke unit kuku," katanya. Jadi ketika "nat" mulai terlepas dan terangkat dari "ubin" tempat kuku, hangnail terjadi.
Ada beberapa penyebab hangnail menurut Stern.
1. Tangan sangat kering
Tangan dan kuku yang kering secara alami menyebabkan hangnail, kata Stern. “Bayangkan ujung rambut yang bercabang, begitu juga ketika jaringan kutikula sangat kering, itu akan benar-benar terpisah atau terbelah,” kata Stern. Kutikula kering karena alasan yang sama seperti kulit kering, kata Stern.
2. Menarik kuku terus menerus
Menarik kuku bisa meyebabkan hangnail. "Jika kutikula tidak dihilangkan secara merata, 'bagian tunggal' akan lebih rentan terhadap pemisahan," kata Stern. Mungkin paling aman untuk menyerahkan pencabutan kutikula ke teknisi kuku saat melakukan perawatan manikur.
3. Terlalu sering mencuci tangan
Stern mengatakan orang yang bekerja dengan banyak bahan kimia atau sering terpapar air, seperti juru masak, bartender, petugas kesehatan, dll., akan lebih rentan terkena bintil kuku. Hal yang sama berlaku untuk ibu baru yang selalu mencuci tangan setelah mengganti popok, dan pecandu pembersih tangan. Pada dasarnya, terlalu banyak mencuci akan membuat kulit lebih cepat kering, yang dapat merusak atau membelah kutikula. "Beberapa dari kita mungkin hanya lebih rentan secara genetik untuk menghasilkan jaringan kutikula yang berlebihan juga," kata Stern.
4. Kekurangan protein
Hangnail juga sering mengindikasikan kekurangan protein, kata Stern. Kulit dan kuku terbuat dari protein, jika tidak mendapatkan cukup protein, kulit bisa pecah dan robek, menyebabkan hangnail. Gejala lain kekurangan protein adalah ambut menipis, lemas, dan kabut otak. Jadi konsultasikan dengan dokter untuk memastikannya.
Ketika sering mengalami hangnail, Stern menyarankan agar jangan menarik atau menggigitnya karena itu menyebabkan iritasi dan infeksi. "Jika hangnail ditarik atau digigit, itu bisa robek dan akhirnya bisa menghilangkan tidak hanya bagian kutikula itu tetapi juga kulit yang normal dan sehat," jelas Stern. "Setiap kompromi pada kutikula atau penghalang kulit akan membuat lebih rentan terhadap infeksi."
Sebagai gantinya, usap area tersebut dengan sedikit alkohol, potong di pangkalnya dengan pemotong kutikula yang bersih, lalu oleskan sedikit salep lembut.
Untuk mencegah hangnail terjadi lagi, Stern merekomendasikan untuk menggunakan minyak atau lotion kutikula di tangan termasuk kuku secara teratur.
WOMEN'S HEALTH
Pilihan Editor: 10 Tips Merawat Kuku Rapuh agar Tumbuh Lebih Sehat
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.