TEMPO.CO, Jakarta - Sedentary lifestyle atau gaya hidup tidak aktif sudah menjadi hal yang umum. Orang yang bekerja di balik meja lebih mungkin menjalani gaya hidup ini karena duduk dalam waktu lama. Setelah bekerja seharian, wajar jika ingin rebahan di sofa dan tak ada keinginan untuk berolahraga secara teratur.
Namun, kebiasaan ini mungkin akan segera berubah setelah mengetahui lima efek samping terburuk dari sedentary lifestyle. Dokter Mike Bohl mengatakan, menjalani gaya hidup yang tidak aktif dikaitkan dengan berbagai efek kesehatan negatif.
Inilah lima efek negatif dari gaya hidup tidak aktif.
1. Kenaikan berat badan
Orang yang lebih banyak berdiam diri akan membakar lebih sedikit kalori sehingga muncul risiko kenaikan berat badan. "Jika Anda makan lebih banyak kalori daripada yang Anda bakar, berat badan akan bertambah dan berisiko mengalami obesitas," kata dia, dikutip dari eatthis.com, Selasa, 14 Februari 2023.
2. Kehilangan massa dan kekuatan otot
Menjadi gemuk bukan satu-satunya efek samping negatif dari tidak banyak bergerak, risiko kehilangan massa otot juga akan meningkat.
"Ketika otot tidak ditantang atau digunakan cukup di siang hari, mereka menjadi lebih kecil. Secara keseluruhan, ini dapat menyebabkan komposisi tubuh yang memburuk, bahkan mungkin merasa lebih sulit untuk melakukan sesuatu dan risiko terjatuh meningkat," ujar Bohl.
3. Masalah kesehatan kronis
Menjalani kehidupan yang tidak banyak bergerak dapat mengakibatkan berkembangnya beberapa kondisi kronis, seperti kanker, diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, kolesterol tinggi, sindrom metabolik, osteoporosis, dan banyak lagi, menurut Dr. Bohl.
4. Risiko kesehatan mental memburuk
Ketidakaktifan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental, yang berarti dapat menderita depresi dan kecemasan. Para peneliti telah menemukan bahwa berurusan dengan kekurangan energi, masalah tidur, dan tidak aktif secara fisik alias, tidak banyak bergerak, dikaitkan dengan depresi dan perubahan suasana hati.
5. Peningkatan risiko kematian dini
Menjalani kehidupan yang tidak banyak bergerak meningkatkan risiko kematian dini. Menurut penelitian dari European Society of Cardiology, 20 tahun menjalani gaya hidup tidak aktif dapat menggandakan risiko menderita kematian dini.
Cara membalikkan efek kurang gerak
Fakta-faktanya cukup samar, tetapi tidak ada kata terlambat untuk membalikkan kebiasaan buruk. "Cara terbaik untuk berhenti menjalani gaya hidup yang tidak banyak bergerak adalah memasukkan aktivitas fisik terstruktur dan tidak terstruktur ke dalam rutinitas harian."
Untuk aktivitas fisik terstruktur, Bohl merekomendasikan latihan aerobik intensitas sedang selama 150 menit per minggu, atau 75 menit latihan aerobik intensitas tinggi per minggu, ditambah latihan penguatan otot setidaknya dua hari sekali.
Untuk aktivitas fisik yang tidak terstruktur, Bohl mengatakan ini bisa berupa melakukan pekerjaan rumah tangga atau berjalan-jalan di mal setempat untuk menghindari efek buruk gaya hidup sedentary. "Anda dapat meningkatkan aktivitas fisik tidak terstruktur dengan melakukan hal-hal sederhana seperti parkir di sisi jauh dari tempat parkir atau menggunakan tangga daripada lift atau berkebun," kata dia.
EATTHIS.COM
Pilihan Editor: Durasi Olahraga yang Dibutuhkan untuk Melawan Efek Buruk Terlalu Banyak Duduk
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.