TEMPO.CO, Jakarta - Keputihan merupakan hal yang normal bagi wanita. Kondisi ini ditandai dengan cairan bening, putih atau putih pudar yang keluar dari vagina. Keputihan yang dihasilkan dari rahim, leher rahim, dan vagina terbuat dari sel dan bakteri sehat yang menjaga kesehatan reproduksi. Fungsinya membersihkan dan melumasi area intim sekaligus memerangi infeksi bakteri. Keputihan adalah proses alami dalam tubuh dan tidak perlu ada kekhawatiran.
Keputihan normal
Keputihan yang normal berwarna bening dan berwarna putih. Teksturnya dapat bervariasi dari berair dan lengket hingga lengket, kental dan pucat, menurut Klinik Cleveland. Dari segi warna, warnanya bisa bening, putih susu atau putih pucat. Jika cairan yang keluar berwarna kuning tua, cokelat, hijau atau abu-abu, periksakan diri untuk infeksi atau masalah lainnya.
Biasanya keputihan memiliki bau yang ringan. Bau yang kuat dan tidak sedap mungkin mengindikasikan sesuatu yang lain atau mengkhawatirkan.
Kuantitas keputihan dapat bervariasi pada setiap orang. Namun, jika jumlahnya berubah secara tiba-tiba, maka itu bisa mengindikasikan hal lain.
Keputihan yang tidak normal
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mendeteksi keputihan yang tidak normal.
- Peningkatan jumlah cairan keputihan
- Perubahan warna debit
- Bau busuk yang mencurigakan
- Perubahan tekstur atau konsistensi debit
- Iritasi, radang dan vagina gatal atau nyeri
Penyebab keputihan tidak normal
Baca juga:
Ada beberapa alasan di balik keputihan yang tidak normal. Biasanya, perubahan keseimbangan bakteri normal dapat menyebabkan keputihan yang berat disertai dengan keputihan yang berbau dan berwarna-warni. Penyebabnya meliputi:
- Penggunaan antibiotik atau steroid
- Pil KB
- Diabetes
- Menggunakan sabun atau lotion beraroma
- Penyakit radang panggul (PID)
- Vaginitis
- Infeksi Menular Seksual (IMS)
- Infeksi jamur atau saluran kemih
Menurut Medical News Today, warna, konsistensi, dan jumlahnya juga bisa berubah-ubah. Perubahan ini terkadang tergantung pada siklus menstruasi. Keputihan pada awal siklus bisa berwarna merah atau berdarah karena tubuh sedang dalam proses pelepasan lapisan rahim. Setelah mengalami menstruasi, keputihan mungkin lebih sedikit dari biasanya. Ini karena sel telur mulai matang dan lendir serviks menjadi keruh dan berwarna putih atau kuning, teksturnya lengket. Sebelum ovulasi, cairan yang keluar akan encer dan licin. Ini akan menjadi keruh, putih atau kuning, dan mungkin lengket atau norak. Menjelang akhir siklus menstruasi, lendir serviks akan menjadi lebih ringan. Jumlah keputihan lebih sedikit.
IMS dan keputihan infeksi menular seksual (IMS) adalah infeksi yang dapat menular melalui aktivitas seksual. Terlepas dari berbagai gejala, keputihan yang tidak normal juga bisa menjadi pertanda.
Cairan IMS bisa bertekstur kental dan berwarna putih, hijau, kuning, atau berdarah. Baunya bisa busuk dan amis. Ada juga kemungkinan rasa sakit dan ketidaknyamanan saat buang air kecil atau selama hubungan seksual. Jika mengalami gejala ini, segera kunjungi dokter.
TIMES OF INDIA
Pilihan editor: 7 Cara Mengatasi Keputihan dengan Bahan Alami, Gampang Dilakukan di Rumah
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.