Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

5 Tanda Rutinitas Perawatan Kulit Menyebabkan Penuaan

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Ilustrasi perawatan kulit. Unsplash.com/Pressfoto
Ilustrasi perawatan kulit. Unsplash.com/Pressfoto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sering kali rutinitas atau kebiasaan perawatan kulit baru dengan harapan mendapatkan kulit yang bersinar, segar, dan cerah malah membuat kulit sensitif, iritasi, dan tampak lebih kusam dari sebelumnya. Salah satu pemicunya adalah melakukan terlalu banyak: Terlalu banyak bahan, terlalu banyak pengelupasan kulit, konsentrasi bahan aktif yang terlalu tinggi, dan terlalu banyak perawatan profesional tanpa pengawasan ahli.

Dalam prosesnya, penghalang kulit kita menjadi rusak dan terganggu sehingga memicu peradangan. Peradangan adalah kejadian alami dalam tubuh, ketika menjadi kronis itu terkait dengan masalah yang lebih serius, mulai dari jerawat hingga penuaan dini. Peran peradangan dalam penuaan kulit sangat besar, bahkan ada namanya: inflamasi.

Peradangan tak selalu terlihat kasat mata. Tiba-tiba, itu sudha menyebabkan kulit dalam kondisi yang serius. Dokter kulit bersertifikat Whitney Bowe mengatakan gangguan pada penghalang dapat menyebabkan arus peradangan yang tersembunyi ini.

"Perhatikan penghalang kulit. Ketika penghalang tidak berfungsi, bahkan jika itu tidak terlihat tanda-tandanya, ada peradangan mikroskopis tingkat rendah yang kronis," katanya. "Ketika penghalang kulit sedikit terganggu, seorang pasien mungkin hanya berpikir bahwa semuanya baik-baik saja, tetapi sebenarnya menciptakan luka bakar lambat di bawah permukaan dan akan muncuk masalah besar."

Beberapa masalah yang kita lihat antara lain kerusakan kolagen dan elastin, peningkatan kekeringan, kusam, bintik hitam, garis halus, kerutan, dan kendur. Pada dasarnya, semua tanda penuaan dini dapat dikaitkan dengan peradangan kronis.

Bagaimana mengetahui apakah rutinitas perawatan kulit memicu peradangan
Mengingat peradangan tidak selalu jelas, mungkin sulit untuk mengidentifikasi apakah kebiasaan perawatan kulit lebih banyak merugikan daripada bermanfaat.

Inilah lima tanda untuk mengidentifikasi peradangan pada kulit. 

1. Jerawat dan rosacea

Sering kali peradangan tidak terlihat. Jadi ketika mengalami jerawat, rosacea, psoriasis, atau eksim, itu pertanda peradangan telah muncul.

2, Kulit sensitif

Kerusakan penghalang kulit menyebabkan kulit sensitif. Jadi, jika mendapati kulit lebih rentan terhadap iritasi daripada biasanya, ini merupakan indikasi bahwa kulit mengalami peradangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

3. Kulit kering dan kencang setelah dicuci

Kondisi ini menunjukkan bahwa pembersih memiliki sifat mengelupas. Baik untuk membilas wajah dan tubuh, banyak formula mengubah penghalang kulit, karena terlalu keras atau memiliki pH yang terlalu tinggi.

4. Sering eksfoliasi

Eksfoliasi setiap hari, atau menggunakan bahan eksfoliasi secara berlebihan adalah kebiasaan buruk yang sering terjadi dalam rutinitas perawatan kulit modern. Orang-orang seharusnya hanya melakukannya satu atau dua kali seminggu, tapi kebanyakan orang melakukan pengelupasan dalam beberapa langkah: Misalnya, mencuci, serum, masker, dan pengelupasan kulit semuanya bisa menjadi bentuk pengelupasan. Bahkan hal-hal seperti handuk kasar dapat mengelupas kulit. Catat berapa banyak langkah pengelupasan yang sebenarnya dilakukan, mungkin lebih dari yang disadari.

5 Tidak menggunakan tabir surya

Kerusakan kulit akibat sinar ultraviolet UV menyumbang hingga 80 persen dari penuaan, menurut penelitian. Dan jika tidak mempraktikkan perawatan kulit dari sinar matahari yang baik, yaitu memakai sun protection factor (SPF) dan menghindari paparan sinar matahari dalam waktu lama, ada kemungkinan besar terjadi peradangan kulit.

MIND BODY GREEN

Pilihan editor: Setelah Skin Cycling Muncul Tren Skincare Skin Flooding, Apa Bedanya?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Hal tentang Progeria, Penyebab Anak Usia Dini Tampak Menua

1 hari lalu

Ilustrasi progeria. Shuttestock
4 Hal tentang Progeria, Penyebab Anak Usia Dini Tampak Menua

Sammy Basso, penyintas progeria, meninggal pada usia 28 tahun


Kenali Ragam Jenis Penyakit Asma, Penyebab, dan Gejalanya

1 hari lalu

Ilustrasi serangan asma. shutterstock
Kenali Ragam Jenis Penyakit Asma, Penyebab, dan Gejalanya

Meskipun banyak orang mengenal asma sebagai satu jenis penyakit, sebenarnya terdapat berbagai jenis asma dengan pemicu, gejala, yang berbeda.


Benarkah Naik Motor Tanpa Jaket Bisa Menyebabkan Paru-paru Basah?

1 hari lalu

Pemanasan tubuh sebelum memulai perjalanan dengan motor mampu mengurangi rasa kantuk saat bulan Ramadan. (Dok Wahana)
Benarkah Naik Motor Tanpa Jaket Bisa Menyebabkan Paru-paru Basah?

Naik motor tanpa jaket disebut sebagai penyebab terjadinya paru-paru basah hanyalah mitos.


Raja Salman Infeksi Paru-paru, Ini Gejala dan Kelompok Orang yang Berisiko Kena Penyakit Ini

2 hari lalu

Aksi Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud saat melakukan tarian pedang tradisional Ardha dalam festival Budaya Janadriyah di Riyadh, Arab Saudi, 20 Februari 2018. Bandar Algaloud/Courtesy of Saudi Royal Court/Handout via REUTERS
Raja Salman Infeksi Paru-paru, Ini Gejala dan Kelompok Orang yang Berisiko Kena Penyakit Ini

Raja Salman pada Mei 2024 dikabarkan terima antibiotik untuk penanganan penyakit infeksi paru-paru yang ia derita. Apa gejala dan bahaya penyakit ini.


Nyeri Lutut, Apa Saja Penyebabnya?

5 hari lalu

Ilustrasi nyeri lutut. shutterstock.com
Nyeri Lutut, Apa Saja Penyebabnya?

Nyeri lutut dipengaruhi berbagai penyebab. Biasanya, nyeri lutut disertai kaku, sulit meluruskan kaki, dan pembengkakan


Saran Pemilihan Warna Batik Sesuai Undertone Kulit

9 hari lalu

Ilustrasi kain batik. TEMPO/M Taufan Rengganis
Saran Pemilihan Warna Batik Sesuai Undertone Kulit

Sebelum memilih warna batik penting untuk memahami undertone kulit dengan tiga jenis yang utama, yakni warm, cool, dan netral.


Ellen DeGeneres Didiagnosis Osteoporosis, Siapa Saja yang Berisiko Alami Kondisi Ini?

10 hari lalu

Menurut majalah Forbes, Ellen DeGeneres menempati posisi keempat sebagai selebriti dengan bayaran tertinggi sebesar 75 juta dollar AS. Smallz & Raskind/Getty Images for The People's Choice Awards
Ellen DeGeneres Didiagnosis Osteoporosis, Siapa Saja yang Berisiko Alami Kondisi Ini?

Ellen DeGeneres didiagnosis osteoporosis. Meski identik dengan lansia, siapa pun bisa mengalami masalah pengeroposan tulang ini.


BPOM Perketat Pengawasan Skincare Overclaim: Izin Bisa Dicabut

11 hari lalu

Petugas Kepolisian mengamankan barang bukti kosmetik ilegal di Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Jumat, 29 Januari 2021. Ditresnarkoba Polda Metro Jaya mengungkap tempat pembuatan kosmetik ilegal rumahan tanpa izin BPOM dengan produksi 50 kg per hari dan beromzet Rp100 juta per bulan. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
BPOM Perketat Pengawasan Skincare Overclaim: Izin Bisa Dicabut

BPOM akan memperketat pengawasan produk skincare yang terbukti mencantumkan kandungan atau manfaat di label kemasan overclaim. Apa sanksinya?


Dokter Kandungan Ungkap Produk Skincare yang Membahayakan Ibu Hamil

12 hari lalu

Ilustrasi wanita hamil. Freepik.com/user18526052
Dokter Kandungan Ungkap Produk Skincare yang Membahayakan Ibu Hamil

Skincare dengan kandungan bahan berbahaya berisiko kelainan bawaan pada janin sehingga ibu hamil perlu waspada penggunaannya.


Efek Kandungan Hidrokuinon Tinggi pada Skincare, Keracunan hingga Kanker

13 hari lalu

Ilustrasi cuci muka. Shutterstock
Efek Kandungan Hidrokuinon Tinggi pada Skincare, Keracunan hingga Kanker

Dokter kulit mengatakan penggunaan hidrokuinon dengan kadar tinggi dapat menyebabkan efek jangka panjang, salah satunya potensi kanker.