TEMPO.CO, Jakarta - Ovulasi terjadi ketika ovarium melepaskan sel telur, menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). Masa ini merupakan bagian penting dari perjalanan kesuburan seorang wanita.
Christine Greves, dokter kandungan bersertifikat di Winnie Palmer Hospital for Women and Babies, Amerika Serikat, mengatakan bahwa ovulasi biasanya terjadi setiap bulan. Jika sel telur dibuahi saat ovulasi, akan terjadi kehamilan. Tapi jika saat ovulasi sel telur tersebut tidak dibuahi maka akan terjadi menstruasi.
Namun, sulit memastikan kapan ovulasi terjadi pada setiap wanita karena akan berbeda-beda. "Wanita biasanya berovulasi 14 hari sebelum siklus berikutnya dimulai," kata Loriana Soma, seorang ob-gyn di The Ohio State University Wexner Medical Center. "Namun, ini bisa sedikit berbeda, dari 12 hingga 16 hari."
Siklus menstruasi rata-rata adalah 28 hari, kata Soma. Dalam situasi itu, ovulasi biasanya terjadi pada hari ke-14. "Jika siklusnya lebih panjang, ovulasi terjadi lebih lambat," katanya. "Misalnya, dalam siklus 32 hari, ovulasi akan terjadi sekitar hari ke-18."
Perlu diingat bahwa hari pertama menstruasi dianggap sebagai hari pertama siklus menstruasi, kata Alexa Sassin, seorang profesor kebidanan dan ginekologi di Baylor College of Medicine dan Texas Children's Hospital. "Telur tetap 'segar' atau layak untuk pembuahan selama kurang lebih 12 sampai 24 jam setelah ovulasi," kata Sassin.
Tanda dan Gejala Ovulasi
Tanda dan gejala ovulasi cenderung bervariasi dari orang ke orang. "Untuk beberapa individu, tidak ada tanda-tanda ovulasi yang jelas," kata spesialis endokrinologi reproduksi dan infertilitas Asima Ahmad, kepala petugas medis dan salah satu pendiri Carrot Fertility.
Tetapi orang lain mungkin memperhatikan tanda-tanda berikut, termasuk kembung, payudara bengkak, peningkatan lendir serviks, dan perubahan penampilan lendir serviks (menjadi konsistensi yang terlihat seperti putih telur). Tanda lainnya adalah nyeri atau kram (dikenal sebagai mittelschmerz).
Ovulasi adalah langkah pertama yang penting untuk hamil. Jika tidak berovulasi, seorang wanita tidak dapat hamil tanpa bantuan reproduksi, kata Greves.
Proses hamil tanpa bantuan reproduksi terjadi seperti ini.
-Sel telur dilepaskan selama ovulasi.
-Telur bergerak ke salah satu saluran tuba. Jika melakukan hubungan seks tanpa kondom, sel telur dan sperma dapat bertemu di saluran tuba.
-Sel telur dan sperma bergabung.
Telur yang telah dibuahi kemudian bergerak ke bawah tuba falopi menuju rahim. Di sana, sel telur menempel di dinding rahim untuk tumbuh selama masa kehamilan.
Mengetahui waktu ovulasi bisa menjadi penting untuk membuahi sel telur dengan sperma secara optimal, kata Sassin. "Itulah mengapa ovulasi dianggap sebagai 'jendela subur' dari siklus menstruasi."
POPSUGAR
Baca juga: Efek Kurang Tidur pada Kesuburan Wanita
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.