TEMPO.CO, Jakarta - Menurut sebuah studi wanita dua kali lebih mungkin mengalami perut kembung dibandingkan pria. Studi yang diterbitkan dalam jurnal Clinical Gastroenterology and Hepatology menggunakan data survei yang dikumpulkan dari lebih dari 88 ribu orang. Hasilnya menunjukkan bahwa sekitar 13,9 persen peserta melaporkan merasa kembung dalam 7 hari terakhir dan wanita dua kali lebih mungkin melaporkan kembung.
Para peneliti tidak memiliki penjelasan untuk ini, tetapi seperti yang dijelaskan oleh Brennan Spiegel, penulis senior studi tersebut: Studi lain juga menemukan bahwa wanita melaporkan lebih banyak kembung daripada pria, dan peneliti telah mengajukan berbagai hipotesis mengapa ini terjadi. mungkin terjadi.” Seperti yang dia jelaskan, ini sebagian besar berpusat pada banyak perbedaan hormonal, metabolisme, psikososial, gaya hidup dan pola makan antara pria dan wanita.
Tidak mengherankan, data juga menunjukkan bahwa orang dengan kondisi pengobatan kronis seperti sindrom iritasi usus besar, kolitis ulserativa, dan sembelit kronis — serta gejala terkait seperti kelebihan gas dan sembelit — juga lebih mungkin mengalami kembung. Hasilnya juga menunjukkan bahwa peserta Latino dan mereka yang berusia di bawah 60 tahun juga secara statistik lebih cenderung merasa kembung.
Salah satu temuan yang paling menarik adalah bahwa hanya 58,5% dari mereka yang mengalami kembung yang pernah ke dokter atau ahli gizi karena kembung, dan banyak peserta mengalami gejala kembung sendiri dan merasa tidak nyaman mendiskusikan gejala kembung mereka dengan dokter. Para peneliti menekankan perlunya dokter untuk secara proaktif bertanya kepada pasien tentang kembung, alih-alih menunggu mereka menyebutkannya untuk mengurangi rasa malu.
Studi ini terbatas karena tidak menjelaskan mengapa wanita lebih sering mengalami kembung daripada pria, juga tidak memberi tahu kita apa yang dapat kita lakukan untuk mengatasinya. Meskipun demikian, ini masih merupakan langkah ke arah yang benar. “Secara anekdot, kita sering mendengar tentang kembung di klinik, tetapi penelitian ini menambahkan bukti nyata untuk menggambarkan seberapa umum hal itu terjadi dan kondisi lain apa yang terkait dengannya… Sepengetahuan kami, ini adalah salah satu studi kembung terbesar di Amerika Serikat,” kata Speigel.
Sambil terus mempelajari tentang kembung, berikut ini beberapa cara untuk mencegah dan mengatasinya.
1. Hati-hati dengan sayuran silangan
Menurut ahli diet Jessica Cording, sayuran silangan seperti brokoli, kembang kol, kale, membutuhkan banyak waktu untuk dicerna tubuh Anda, yang dapat menyebabkan gas dan kembung saat berfermentasi di saluran pencernaan. “Menghindari makanan itu selama beberapa hari dapat membantu jika Anda ingin menghilangkan kembung untuk suatu acara,” jelasnya.
2. Konsumsi probiotikIklan
Scroll Untuk Melanjutkan
Ketidakseimbangan bakteri usus dapat menyebabkan kembung dan penambahan berat badan. Untungnya, suplemen probiotik dapat membantu menyuntik usus dengan bakteri menguntungkan, seperti strain Bifidobacterium lactis HN01, yang dapat mendukung pencernaan dan keteraturan.
3. Jangan makan saat stres
Berkat koneksi usus-otak, stres dapat memengaruhi pencernaan secara besar-besaran. Efek stres bisa tidak terduga; bagi sebagian orang, hal itu dapat menyebabkan pencernaan melambat, menyebabkan kembung, sembelit, dan refluks. Bagi yang lain, dapat menyebabkan diare, nyeri, atau bahkan muntah. Bagi yang lain, itu menyebabkan mereka kehilangan nafsu makan sepenuhnya. Cobalah untuk makan dalam suasana santai, dan luangkan waktu yang cukup untuk makan dengan santai.
MIND BODY GREEN
Baca juga: Dari Camilan hingga Intensitas, Inilah 6 Penyebab Kembung setelah Olahraga
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.