TEMPO.CO, Jakarta - Minyak goreng menjadi salah satu bahan pokok di dapur orang Indonesia. Selain untuk menggoreng, minyak ini juga digunakan untuk menumis, memanggang, bahkan membuat hidangan penutup. Namun, tidak semua minyak diciptakan sama, memilih yang terbaik bisa membuat bingung. Ahli nutrisi menguraikan tiga hal yang perlu diperhatikan saat memilih minyak goreng sehat. Ini bisa menjadi pilihan terbaik untuk berbagai metode memasak.
Berikut tips memilih minyak goreng sehat.
1. Asam lemaknya yang dominan
Semua minyak goreng mengandung asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA), asam lemak tak jenuh ganda (PUFA, yang meliputi lemak omega-3 dan omega-6), dan asam lemak jenuh (SFA) dalam jumlah yang bervariasi. Lemak dominan yang ada dalam minyak memengaruhi stabilitasnya saat dipanaskan dan kesehatannya.
MUFA cenderung memiliki produk sampingan oksidasi lipid, PUFA kurang stabil dan lebih rentan terhadap degradasi, dan SFA adalah yang paling stabil terhadap panas namun memiliki potensi untuk meningkatkan kolesterol LDL.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Melejit, Yuk Coba Buat Minyak Kelapa Sendiri
2. Porses ekstraksi dan pemurnian
Secara umum, semakin sedikit minyak goreng yang dimurnikan, semakin baik, kata Uma Naidoo, psikiater nutrisi lulusan Harvard dan penulis This Is Your Brain on Food. Pilihlah varietas yang tidak dimurnikan atau dimurnikan secara alami. Lebih sedikit penyulingan berarti lebih banyak nutrisi, fitokimia yang bermanfaat, dan rasa.
Beberapa jenis minyak goreng biasanya tidak dimurnikan melainkan melalui cold-pressed atau expeller pressed, misalnya buah zaitun, alpukat, biji-bijian, atau kacang-kacangan dihancurkan.
Produksi minyak yang sangat murni biasanya membutuhkan penggunaan pelarut kimia untuk mengeluarkan minyak, bersama dengan panas dan tekanan tinggi untuk menghilangkan kotoran yang bisa menimbulkan rasa yang tak diinginkan atau titik asap yang lebih rendah. Sisi negatifnya: Proses ini dapat merusak molekul lemak dan menghasilkan produk sampingan oksidasi lipid dan menyebabkan penurunan yang signifikan pada fitokimia dan nutrisi.
Jadi, minyak goreng yang tidak dimurnikan atau disuling secara alami mengandung lebih banyak fitokimia dan nutrisi, jadi minyak ini biasanya merupakan pilihan yang lebih sehat daripada minyak olahan.
3. Titik asapnya
Terakhir, pertimbangkan titik asap minyak. “Minyak yang memiliki titik asap rendah cenderung kurang diminati untuk dimasak karena akan lebih mudah gosong,” Dana Ellis Hunnes, asisten profesor di UCLA Fielding School of Public Health.
Pemanasan lebih tinggi dari titik asap dapat meningkatkan pembentukan radikal bebas pro-inflamasi dan senyawa yang disebut akrolein, yang terkait dengan berbagai penyakit kronis. Perlu diingat, banyak minyak yang sangat halus memiliki titik asap yang tinggi, tetapi ini tidak serta merta menjadikannya pilihan yang sehat. Tak semua masakan juga butuh titik asap yang tinggi.
Beberapa minyak goreng yang memiliki titip asap sedang antara lain extra virgin olive oil dan minyak alpukat. Minyak ini masih bisa digunakan untuk menumis dan memanggang dengan panas sedang.
Jadi sebelum memilih minyak goreng sehat, perhatikan tiga hal tersebut.
MIND BODY GREEN
Baca juga: Minyak yang Dianggap Paling Sehat untuk Memasak Menurut Ahli
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram