TEMPO.CO, Jakarta - Hailey Bieber buka-bukaan tentang dampak stroke ringan (juga dikenal sebagai serangan iskemik transien/TIA) yang dialami Maret tahun lalu. Hampir setahun setelah sembuh, dia mengaku mengalami PTSD [Gangguan Stres Pasca Trauma] setelah kondisi kesehatan yang menakutkan itu.
"Saya bergumul dengan banyak kecemasan setelahnya. Saya bergumul dengan sedikit PTSD seperti ketakutan akan hal itu akan terjadi lagi," katanya. "Itu hanya perasaan bahwa saya, seperti, saya tidak pernah ingin mengalaminya lagi. Maksud saya, itu sangat menakutkan, sangat menggelegar, sangat membingungkan."
Bieber, 26, mengatakan dia sedang sarapan dengan suaminya Justin Bieber pada Maret 2022 ketika dia tiba-tiba merasakan gejala stroke, yang disebabkan oleh gumpalan darah di otaknya. Dia kemudian didiagnosis dengan foramen ovale paten (PFO), sebuah lubang di jantung yang seharusnya menutup setelah lahir tetapi tidak. Bieber menjalani operasi untuk menutup lubang tersebut, yang menurutnya berjalan lancar.
"Itu benar-benar hal paling menakutkan yang pernah saya alami," katanya, menambahkan bahwa rumahnya di Palm Springs memicu PTSD untuknya selama berbulan-bulan setelah kejadian tersebut. "Bahkan beberapa kali pertama kembali ke sini setelah itu sedikit aneh, memicu perasaan bagi saya karena hanya ingat persis bagaimana semuanya terjadi pada saat itu," kata Bieber. "Saya benar-benar bersyukur bisa memiliki dokter dan perawat yang luar biasa, dan orang-orang yang membantu saya memahami apa yang sebenarnya terjadi."
Anita Mehta, ahli saraf di Summit Health, Amerika Serikat, mengatakan bahwa ada kesalahpahaman bahwa stroke iskemik hanya dialami oleh orang lanjut usia. "TIA dan stroke dapat menyerang siapa saja. Pada tahun 2009, 34 persen orang yang dirawat di rumah sakit karena stroke berusia di bawah 65 tahun," kata dia.
Berikut tanda-tanda stroke ringan menurut para ahli.
1. Masalah penglihatan
Kesulitan melihat pada satu atau kedua mata bisa menjadi tanda TIA. "Kehilangan penglihatan sementara bisa menjadi tanda stroke yang akan datang, ini membutuhkan perhatian medis segera," kata ahli saraf Carole Thomas. “Atau, bisa jadi gejala stroke yang sudah terjadi. Komplikasi penglihatan akibat stroke tergantung di mana stroke itu terjadi. Mayoritas pemrosesan visual terjadi di lobus oksipital, di bagian belakang otak. Kebanyakan stroke mempengaruhi satu sisi otak. Jika lobus oksipital kanan terluka, bidang penglihatan kiri di setiap mata mungkin terpengaruh. Stroke yang memengaruhi lobus oksipital kiri dapat mengganggu bidang penglihatan kanan di setiap mata. Jarang, kedua sisi otak otak terpengaruh, tapi ini bisa mengakibatkan kebutaan."
Dokter Jonathan Graff-Radford mengatakan bahwa mini stroke seringkali merupakan tanda peringatan dini bahwa seseorang berisiko terkena stroke. "Sekitar 1 dari 3 orang yang mengalami TIA terus mengalami stroke berikutnya. Risiko stroke sangat tinggi dalam waktu 48 jam setelah TIA," kata dia.
2. Mati rasa
Mati rasa terkait TIA biasanya dirasakan di satu sisi tubuh. "Anda mungkin mengalami kelemahan otot, kelumpuhan, kekakuan atau perubahan sensasi, biasanya pada satu sisi tubuh," menurut Stroke Association UK. "Efek ini dapat mempersulit untuk menggerakkan beberapa bagian tubuh, dan mungkin kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari."
Wajah terkulai adalah tanda lain dari TIA. "Sangat penting bahwa gejala ini tidak boleh diabaikan," kata ahli saraf Robert D. Brown. "Mereka membutuhkan perawatan medis darurat segera. Jika gejala ini mengarah ke stroke penuh, tersedia pengobatan yang terkadang dapat mencegah masalah jangka panjang jika diberikan segera. Jika gejalanya hilang sendiri, maka dokter memiliki cara untuk mengurangi risiko stroke di masa depan."
3. Pusing
Berkurangnya suplai darah ke otak dapat menyebabkan pusing dan ini tidak boleh diabaikan, kata dokter. Ahli saraf Brett Cucchiara mengatakan, gejala TIA biasanya hilang dalam waktu satu jam. "Karena gejalanya hilang, banyak orang mengabaikannya, yang merupakan kesalahan besar karena mungkin merupakan tanda bahaya yang memperingatkan bahwa stroke besar dapat terjadi, dan seringkali dalam 48 jam ke depan."
4 Kesulitan berbicara
Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan bisa menjadi tanda TIA. Candice Delcourt, rekan riset klinis di Institut Kesehatan Global George, mengatakan oang yang mengalami mini stroke dapat mengalami berbagai gejala. Yang paling penting adalah kelemahan pada satu sisi yang mempengaruhi wajah, lengan atau kaki, atau ketiganya, atau gangguan bicara, yang dapat berupa slurring atau penurunan kelancaran atau pemahaman bicara. "Ini adalah gejala yang khas, tetapi terkadang orang dapat mengalami kehilangan penglihatan, pusing, atau vertigo," kata Delcourt.
Gejala TIA dan stroke dapat dikenali dengan mengingat F.A.S.T., yang mengacu pada wajah (face), lengan (arm), ucapan (speech), dan waktu (time). Wajah terkulai, lengan mati rasa atau bicara tidak jelas adalah tanda-tanda TIA atau stroke, dan perawatan tepat waktu sangat penting.
5. Kelemahan
Orang yang mengalami mini stroke mungkin mengalami kesulitan berjalan, kelemahan otot, masalah koordinasi, atau kelemahan salah satu sisi tubuh.
Dalam beberapa kasus, perawatan bisa dilakukan dengan minum obat, seperti aspirin, warfarin atau pengencer darah lainnya, yang mengurangi kemungkinan terbentuknya gumpalan. Dalam situasi lain, prosedur seperti angioplasti dapat digunakan untuk membuka arteri yang tersumbat, atau pembedahan mungkin diperlukan untuk membersihkan timbunan lemak dari arteri yang mengarah ke otak.
Hailey Bieber beruntung bisa langsung merasakan gejalanya dan menjalani pengobatan sehingga bisa pulih dengan cepat.
EATTHIS.COM
Baca juga: Hailey Bieber Mengalami PTSD setelah Serangan Mini Stroke
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.