Cegah Stunting Ini 5 Kiat Meningkatkan Asupan Gizi Ibu

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

Ilustrasi stunting diturunkan dari orang tua? (pixabay.com)
Ilustrasi stunting diturunkan dari orang tua? (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 24,4 persen balita di Indonesia mengalami kekurangan gizi atau stunting di tahun 2021, menurut studi Kasus Gizi Indonesia. Masalah ini tentu membutuhkan perhatian khusus agar generasi muda Indonesia dapat berkembang secara optimal dan berkontribusi terhadap Indonesia yang lebih maju dan produktif. Terlebih bonus demografi Indonesia yang akan memuncak pada tahun 2030 menjadi kesempatan untuk mengembangkan generasi emas Indonesia.

Pemasalahan stunting bukan semata-mata berasal dari faktor genetik namun dari asupan gizi yang belum memenuhi kebutuhan anak. Sebab itu, para Ibu dan seluruh masyarakat Indonesia memiliki peran kunci sebagai agen perubahan untuk menangani dan memutuskan rantai stunting. Bahkan, individu atau pasangan yang belum hamil atau memiliki anak juga perlu memahami pentingnya menjaga asupan gizi diri sendiri agar kelak menghasilkan keluarga dan rumah tangga bebas stunting

Dokter spesialis gizi klinik, Dian Felicia Suganda, mengatakan, stunting merupakan salah satu permasalahan terbesar bagi perkembangan generasi muda Indonesia. "Orang tua, khususnya ibu memiliki peran besar karena dapat menentukan keseimbangan gizi dan kesehatan anak dan diri sendiri sedari remaja. Dengan kebiasaan gaya hidup dan pola makan yang seimbang, masyarakat Indonesia, khususnya anak dan ibu, dapat terbebaskan dari siklus rantai stunting," katanya, dalam siaran pers yang dibagikan Royco.

dr. Diana juga membagikan beberapa kiat untuk memutuskan rantai stunting balita Indonesia berikut ini

1. Pola makan ibu adalah pola makan anak

Ternyata stunting dapat terjadi sejak anak berada di dalam kandungan. Meski stunting bukan berasal dari permasalahan genetik, perempuan Indonesia perlu memperhatikan pola makan sehat dengan asupan gizi yang cukup untuk menjaga kesehatan dirinya sendiri, bahkan dari mulai beranjak remaja dan sebelum menikah.

Penelitian Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa 16,8 persen remaja, termasuk remaja perempuan, berusia 13-18 tahun memiliki tubuh kurus dan sangat kurus yang disebabkan oleh kurang makan dan asupan gizi. Untuk membantu menanam pola makan sehat di dalam rumah tangga, perempuan memiliki peran penting dalam menjaga kebiasaan pola makan sehat dengan konsumsi makanan berserat, memakan sayur dan buah dan minum air putih. Dengan menjaga kebiasaan pola makan sehat dan bergizi seimbang, perempuan Indonesia dapat mengurangi risiko punya anak kurang gizi mulai dari masa remaja.

2. Gizi tidak seimbang tingkatkan risiko kesehatan pada bumil dan janin

Selain berisiko bagi anak, asupan gizi yang tidak seimbang juga akan memengaruhi kesehatan ibu hamil, mulai dari anemia, sembelit, hipertensi, diabetes gestational, dan hiperemesis gravidarum atau mual dan muntah berlebih sehingga dapat mempersulit masa kehamilan ibu. Perempuan yang stunting, kelak berisiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah atau BBLR yang memiliki risiko tinggi kondisi stunting.

Sebab itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk menerapkan prinsip gizi seimbang dengan memenuhi asupan energi dan protein, asam lemak dan asam folat, serat, zat besi, serta vitamin dan mineral. Dengan memperhatikan asupan gizi ibu hamil dan keluarga, asupan gizi anak juga akan lebih baik dan diturunkan kepada buah hati sejak dini.

3. Pola asuh terbaik bagi anak mulai dari masa kehamilan hingga 1000 hari pertama kehidupan

Sangat penting untuk diketahui bahwa kondisi stunting pada anak tidak bisa berubah. Data Studi Kasus Gizi Indonesia telah menunjukkan bahwa dari 34 Provinsi di Indonesia, hanya 1 provinsi sudah termasuk dalam kategori gizi baik. Untuk mencapai perbaikan gizi anak di seluruh Indonesia, perlu diperhatikan masa kritis perkembangan anak, salah satunya adalah dalam 1000 hari pertama kehidupannya (HPK), yang dimulai dari 270 hari masa kehamilan sampai dengan anak berusia 2 tahun atau 730 hari.

Meskipun kondisi stunting tidak bisa diubah, stunting masih dapat dicegah demi menciptakan masa depan generasi muda yang lebih baik. Orang tua dapat menjaga asupan gizi yang seimbang bagi anak dengan menerapkan Isi Piringku, acuan Kementerian Kesehatan yang menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang berisi 50 persen buah dan sayur, serta 50 persen karbohidrat dan protein.

4. Jangan ragu tanya ke dokter gizi untuk mendapatkan informasi

Dengan konsultasi kepada dokter gizi serta dokter anak, orang tua dapat terus memantau kebutuhan gizi anak dan mencegah stunting terjadi pada anak. Pada masa kritis 1000 HPK, anak yang mengalami stunting lebih awal yaitu sebelum usia enam bulan, akan mengalami stunting lebih berat menjelang usia dua tahun. Jika tidak ditangani, maka kondisi stunting di anak usia lima tahun akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan usia dini berlanjut pada masa remaja serta mempengaruhi potensi kesuksesan di masa mendatang.

Demi masa depan anak yang cemerlang, orang tua dapat konsultasi dengan dokter ataupun mencari informasi dari internet dan komunitas orang tua untuk membuat resep makanan yang praktis dan menggugah selera anak dengan gizi seimbang di rumah dengan kandungan mikro dan makronutrien yang optimal dan sesuai takaran, dari mulai lauk pauk hingga bumbu tambahan seperti lada, garam, ataupun MSG.

5. Terapkan Isi Piringku untuk mendukung gaya hidup sehat mulai dari rumah

Kehadiran inisiatif program dan kegiatan yang fokus terhadap gizi anak dan ibu sangat membantu dalam memberikan edukasi mengenai makanan dan asupan gizi yang cukup. Dengan panduan Isi Piringku, orang tua dapat mengambil peran aktif untuk menjaga gaya hidup sehat bagi anak dan keluarga, mulai dari isi piring yang seimbang hingga mengonsumsi air putih yang cukup dan olahraga setiap hari.

Perbaikan dan pencegahan kondisi stunting yang memengaruhi peluang kesuksesan dalam kehidupan anak menjadi komitmen orang tua serta keluarga demi masa depan anak yang cemerlang. Yuk, mari kita sama-sama atasi stunting anak Indonesia!

Baca juga: Anak Bertubuh Pendek Belum Tentu Stunting, Cek Perbedaannya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.








BNPT Sebut Deradikalisasi terhadap Perempuan Lebih Susah, Ini Sebabnya

8 jam lalu

Deputi Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Nisan Setiadi dalam diskusi bertajuk
BNPT Sebut Deradikalisasi terhadap Perempuan Lebih Susah, Ini Sebabnya

BNPT menyebut deradikalisasi terhadap perempuan yang pernah bergabung dengan jaringan teroris bukan praktik mudah.


Pentingnya Orang Tua Terapkan Asah, Asih, Asuh Dalam 2 Tahun Pertama Usia Anak

2 hari lalu

Ilustrasi anak dan orang tua. Freepik.com/Prostoleh
Pentingnya Orang Tua Terapkan Asah, Asih, Asuh Dalam 2 Tahun Pertama Usia Anak

IDAI mengajak para orang tua menerapkan prinsip "asah, asih, asuh" dalam merawat anak mereka.


Manfaatkan Pangan Lokal untuk Atasi Stunting, Ini Alasannya

3 hari lalu

Ilustrasi telur bebek. pixabay.com/maloneyce
Manfaatkan Pangan Lokal untuk Atasi Stunting, Ini Alasannya

Kemenkes menyebut pangan lokal memiliki cukup kandungan protein hewani untuk mengatasi stunting.


Pendapatan Daerah Kabupaten Bekasi Naik Rp 500 Miliar, Ini Sumbernya

4 hari lalu

Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan meninjau keberadaan eks Gedung Islamic Center Kabupaten Bekasi di Desa Srimahi, Kecamatan Tambun Utara pada Senin, 30 Mei 2022. ANTARA/Pradita Kurniawan Syah
Pendapatan Daerah Kabupaten Bekasi Naik Rp 500 Miliar, Ini Sumbernya

Peningkatan pendapatan daerah Kabupaten Bekasi ini menjadi modal untuk mendongkrak percepatan pembangunan pada 2023 di berbagai sektor.


Bapanas: Bansos Daging Ayam dan Telur Diberikan ke 1,46 Juta Masyarakat Berisiko Stunting

4 hari lalu

Pengurus RT mengumpulkan sembako Bantuan Pangan Non Tunai (BSNT) untuk dibagikan ke penerima manfaat di desa Pabean udik, Indramayu, Jawa Barat, Selasa, 13 Juli 2021. Kementerian Sosial telah mencairkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk 18,8 juta penerima manfaat seiring diberlakukannya PPKM Darurat. ANTARA/Dedhez Anggara
Bapanas: Bansos Daging Ayam dan Telur Diberikan ke 1,46 Juta Masyarakat Berisiko Stunting

Bapanas mengumumkan bantuan sosial atau bansos berupa daging ayam dan telur segera digelontorkan.


Cegah Stunting, Politisi Muda PSI Ajak Makan Satu Butir Telur Setiap Hari

6 hari lalu

Cegah Stunting, Politisi Muda PSI Ajak Makan Satu Butir Telur Setiap Hari

Pentingnya pemenuhan gizi anak untuk tumbuh kembang anak kedepannya.


Bansos Menjelang Lebaran, Ayam dan Telur akan Dibagikan ke 7 Provinsi

7 hari lalu

Pengurus RT mengumpulkan sembako Bantuan Pangan Non Tunai (BSNT) untuk dibagikan ke penerima manfaat di desa Pabean udik, Indramayu, Jawa Barat, Selasa, 13 Juli 2021. Kementerian Sosial telah mencairkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk 18,8 juta penerima manfaat seiring diberlakukannya PPKM Darurat. ANTARA/Dedhez Anggara
Bansos Menjelang Lebaran, Ayam dan Telur akan Dibagikan ke 7 Provinsi

Bantuan sosial atau bansos menjelang Lebaran berupa ayam dan telur rencananya akan dibagikan ke tujuh provinsi. Provinsi mana saja?


Kokoon Hotel Gelar Food Rescue Tanggulangi Stunting di Banyuwangi

8 hari lalu

Kegiatan Food Rescue yang diadakan oleh Hotel Kokoon Banyuwangi di kawasan Petak 5.
Kokoon Hotel Gelar Food Rescue Tanggulangi Stunting di Banyuwangi

Food Rescue ini merupakan upaya Kokoon Hotel Banyuwangi mendukung program pemerintah atasi stunting, yakni kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama.


Alasan Kader Perempuan GMNI Dipanggil 'Sarinah', Terinspirasi dari Pengasuh Soekarno

8 hari lalu

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI). TEMPO/ Gita Carla
Alasan Kader Perempuan GMNI Dipanggil 'Sarinah', Terinspirasi dari Pengasuh Soekarno

Sarinah adalah perempuan pengasuh Soekarno yang sudah menjadi bagian dari keluarganya. Ia jadi panggilan kader perempuan GMNI.


Mengapa Heru Budi Kosongkan Jabatan Kepala Dinas Kesehatan Saat DKI Gencar Atasi Stunting?

9 hari lalu

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono usai menghadiri Focus Group Discussion dengan tema
Mengapa Heru Budi Kosongkan Jabatan Kepala Dinas Kesehatan Saat DKI Gencar Atasi Stunting?

Pj Gubernur DKI Heru Budi memutuskan untuk mengosongkan posisi Kepala Dinas Kesehatan di saat gencar atasi stunting.