TEMPO.CO, Jakarta - Apa pun yang tidak biasa pada payudara, terutama benjolan, sering membuat khawatir para wanita. Namun, tidak semua benjolan payudara menandakan kanker. Ada kalanya benjolan itu hanyalah tumor jinak yang tidak berbahaya. Karena itu, setiap perempuan perlu membedakan antara benjolan karena kanker payudara atau tumor jinak.
Benjolan kanker payudara mungkin tidak menimbulkan rasa sakit, itulah sebabnya sebagian besar penyakit ini tidak terdiagnosis atau salah diagnosis. Ciri-ciri lain dari benjolan kanker payudara antara lain tepi tidak beraturan, tidak dapat digerakkan di bawah kulit, pertumbuhan massa, dan benjolan tersebut terletak di kuadran luar atas payudara.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), beberapa tanda peringatan kanker payudara meliputi benjolan baru di payudara atau ketiak, penebalan atau pembengkakan sebagian payudara, iritasi atau lesung pada kulit payudara, dan kemerahan atau kulit bersisik di area puting susu atau payudara. Selain itu, puting tertarik ke dalam atau nyeri di area puting, puting keluar cairan selain ASI, termasuk darah, ada perubahan ukuran atau bentuk payudara, dan nyeri pada area tertentu di payudara
Adapun tumor jinak adalah benjolan payudara non-kanker yang menyebabkan sejumlah tekanan. Berbeda dengan benjolan kanker payudara, tumor jinak bisa terasa lunak dan nyeri. Orang yang mengalaminya mungkin merasa nyeri umum, nyeri puting dan/atau keluarnya cairan berwarna kuning atau hijau dari puting.
Namun, beberapa jenis kanker payudara juga dapat menunjukkan gejala-gejala ini, oleh karena itu sebaiknya konsultasikan dengan spesialis atau dokter umum.
Baca juga: Ketahui Fakta dan Mitos Kanker Payudara
Penyebab benjolan jinak
Dua penyebab paling umum dari benjolan payudara jinak adalah kista dan fibroadenoma. Menurut Mayo Clinic, kista payudara adalah kantung berisi cairan di dalam payudara, yang biasanya tidak bersifat kanker (jinak). Menurut WHO, sebagian orang mungkin juga mengalami satu atau lebih kista di payudara.
Fibroadenoma adalah tumor jinak yang terdiri dari benjolan padat jaringan fibrosa dan kelenjar. Menurut Stony Brook Cancer Center, benjolan ini paling sering terjadi pada wanita berusia antara 18 hingga 35 tahun dan menyebabkan hampir semua tumor payudara pada wanita di bawah 25 tahun.
Penyebab lain dari benjolan payudara jinak termasuk abses payudara yang menyebabkan peradangan dan benjolan yang sakit di payudara, nekrosis lemak, benjolan keras yang tidak nyeri yang disebabkan oleh jaringan lemak yang rusak, dan banyak lagi.
Cara terbaik untuk memastikan benjolan payudara tersebut bersifat kanker atau jinak adalah dengan memeriksakan payudara ke dokter. Dokter mungkin merekomendasikan USG payudara, mammogram atau MRI, juga bniopsi.
Semua perempuan harus memeriksa payudara sendiri secara teratur. Jika menemukan ada benjolan payudara dan di bawah lengan, sebaiknya periksakan ke dokter untuk memastikan apakah itu kanker payudara atau rumot jinak.
TIMES OF INDIA
Baca juga: Deteksi Dini Kanker Payudara, Usia Berapa Wanita Mulai Rutin Melakukan Mammogram?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.