TEMPO.CO, Jakarta - Tasya Kamila melahirkan anak keduanya, Shafanina Wardhana Bachtiar, pada 1 Januari 2023. Mantan penyanyi cilik itu memilih prosedur Enhanced Recovery After Cesarean Surgery (ERACS) untuk melahirkan bayi perempuannya dengan harapan bisa pulih lebih cepat.
Namun, proses pemulihan tidak seperti yang dibayangkan Tasya. Dibandingkan dengan ibu lain yang melahirkan dengan metode yang sama, dia pulih lebih lambat karena mengalami alergi obat.
Dia menceritakan pengalamannya dalam unggahan di Instagram Story, Senin, 2 Januari 2023. Dalam unggahan itu dia membagikan beberapa fotonya saat berada di ruang operasi sampai ketika pemulihan di ruang perawatan. Dia membandingkan prosesnya dengan ketika melahirkan anak pertamanya, Arrasya Bachtiar, dengan operasi Caesar yang katanya lebih santai.
“Sekarang, 5 menit stlh suntik anastesi epidural aku mulai ngerasa keliyengan… coba bertahan fokus liat lampu operasi, tp akhirnya ttp ga kuadd, muntah 5x deh pada saat operasi berlangsung,” kata dia.
Setelah muntah, dia mulai merasa lebih enak tetapi tetap pusing. Namun, dia tetap bersyukur karena masih sempat melihat bayinya diangkat dari perut dan mendengar suara tangis pertamanya. Setelah itu dia tertidur, sementara dokter sibuk menjahit bekas operasinya.
“Untung masih bisa bangun ya shay, tp kebangunnya juga ga enak karena au tiba2 GATEL BANGETTTT seluruh muka dan bbrp bagian badan,” kata dia.
Ternyata, itu disebabkan oleh reaksi tubuhnya terhadap obat-obatan antinyeri dan ERACS. Dokter anestesi mengatakan dia mengalami alergi morfin yang digunakan untuk meredakan nyeri.
“Tapi denger2 gatel2 emang efek samping yang biasa terjadi deh utk SC dengan Eracs. Yg lbh dipermasalahin pusing mual muntahnya sii.. jadi pasca op aku ngga dikasi obat anti nyeri yg standar Eracs,” dia melanjutkan.
Baca juga: Tasya Kamila Melahirkan Anak Kedua, Pakai Metode Persalinan ERACS
Akibatnya, proses pemulihannya tidak sesuai dengan ekspektasi yang menurut orang dua jam setelahnya sudah bisa duduk dan enam jam sudah bisa jalan atau mandi. Saat dibawa ke kamar rawat, Tasya mengaku masih pusing. Enam jam setelah operasi, Tasya juga minta suster membantunya untuk tegak tetapi dia masih kliyengan. Dia pun merasa stres hingga menangis karena tidak bisa ke neonatal intensive care unit atau NICU melihat bayinya. Dia kasihan melihat suamiya, Randi Bachtiar, mengurus Arrasya tanpa bantuannya.
Setelah 15 jam operasi, dia mulai belajar duduk dan berjalan meski tanpa obat antinyeri khusus ERACS. Dia sudah tidak merasa kliyengan lagi sehingga bisa menggunakan obat antinyeri yang seharusnya.
“Ni barusan dicoba lagi jalan, eeh beneran keren lgs berkurang banget cenut2nya. Kayak sebelumnya levwl 7-8, sekarang jadi cuma vl 2-3 aja. Alhamdulillah ga sabaaar temu bayi dan hopefully bs kasih ASI di NICU,” tulis Tasya menutup ceritanya.
Persalinan dengan metode ERACS seperti Tasya Kamila dapat memperpendek masa perawatan pasien di rumah sakit. Beda dengan operasi Caesar biasa yang butuh waktu 24 jam hingga pasien bisa duduk, ERACS hanya butuh setengah dari waktu itu. Ini membuat ibu lebih nyaman karena bisa segera merawat bayinya.
Baca juga: Melahirkan Anak Kedua, Tasya Kamila Curhat Belum Bisa Bertemu karena Masih di NICU
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.