TEMPO.CO, Jakarta - Kulit berminyak sering kali dianggap tidak membutuhkan pelembap lagi. Ini karena minyak yang dihasilkan kulit dikira sudah cukup menghidrasi atau melembapkan. Faktanya, kulit berminyak dan kulit terhidrasi merupakan dua hal yang berbeda. Itu sebabnya kulit berminyak pun masih membutuhkan pelembap.
Pada dasarnya minyak kulit berhubungan dengan zat lilin yang disebut sebagai sebum. Sebum ini disekresikan oleh kelenjar sebaceous untuk menjaga fungsi penghalang kulit.
Berbeda dengan minyak kulit, hidrasi kulit berhubungan dengan proses penyerapan air ke dalam lapisan kulit untuk mempertahankan kekenyalan, elastisitas, dan ketahanan. Jadi, sebum yang menumpuk atau kulit yang berminyak tidak sama dengan kulit yang terhidrasi dengan baik.
Orang-orang yang memiliki tipe kulit berminyak cenderung sangat berusaha untuk menghilangkan minyak di wajah mereka, salah satunya dengan sering mencuci muka. Padahal usaha untuk menghilangkan minyak di kulitnya seperti ini dapat menyebabkan kulit menjadi dehidrasi dan dapat meningkatkan risiko munculnya jerawat.
Oleh sebab itu, orang dengan tipe kulit berminyak tetap harus menggunakan pelembap, namun haruslah pelembab dengan konsentrasi minyak yang rendah.
"Hal ini perlu diperhatikan karena apabila pasien dengan tipe kulit berminyak memilih pelembap seperti ini (kadar minyak tinggi), maka produksi minyaknya lebih tinggi lagi," ujar ahli dermatologi dari Klinik Cantiq DRD Ratna Defi.
Ratna menjelaskan bahwa pasien dengan tipe kulit berminyak memiliki kelenjar minyak di dalam yang ketika terangsang, kelenjar tersebut akan menghasilkan lebih banyak minyak sehingga bisa memicu munculnya jerawat.
ANTARA
Baca juga: Tak Sekedar Hidrasi Ini Alasan Kulit Berminyak Juga Butuh Toner
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.