TEMPO.CO, Jakarta - Banyak yang menyarankan anak-anak sebaiknya tidak menonton televisi karena dampak buruknya bagi mereka. Tapi marilah bersikap praktis karena teknologi tidak seburuk itu. Tentu selalu ada pro dan kontra, tapi inilah lima alasan mengapa anak boleh nonton televisi dengan pembatasan dan pendampingan.
1. Informatif
Pilih-pilih acara yang mereka tonton. Banyak acara mendidik yang tersedia dengan berbagai saluran yang tersedia, mencakup sains, geografi, sejarah, perjalanan, satwa liar, olahraga, kesehatan, nutrisi, dan pertanian. Ini membuat anak menyimpan lebih banyak informasi ketika mereka menonton, misalnya, film dokumenter tentang satwa liar, dibandingkan dengan mempelajari informasi yang sama dalam buku.
2. Kuas pertama dengan teknologi
Membiarkan mereka menonton televisi berarti memasukkan teknologi ke dalam aktivitas mereka. Mereka akan selaras dengan fungsi remote, USB, dan kabel penghubung.
3. Pengantar dunia informasi
Anak-anak perlu mengikuti perkembangan peristiwa terkini di era pengetahuan ini. Ada beberapa stasiun berita, iklan, dan dokumenter yang menyajikan banyak informasi untuk anak-anak. Pengetahuan semacam itu membuat anak-anak tetap mendapat informasi tentang apa yang terjadi di sekitar mereka dan menghubungkan mereka ke seluruh dunia.
4. Mengembangkan daya tanggap sosial dan budaya
Anak-anak menjadi lebih sadar akan budaya tempat mereka tinggal, serta standar dan norma umum, melalui menonton berbagai acara televisi. Anak-anak belajar tentang banyak budaya dan adat istiadat melalui televisi. Selain itu, memastikan bahwa anak-anak menyadari tanggung jawab dan kesadaran mereka sebagai masyarakat sipil.
5. Memperkuat ikatan keluarga
Apakah masih ingat film-film yang ditonton pada hari libur dengan seluruh keluarga berkumpul bersama? Nah, mengapa tidak memberikan rasa kebersamaan dan kasih sayang yang sama kepada anak-anak? Ini adalah cara bersantai bersama keluarga di penghujung hari, dapat dilakukan seluruh keluarga bersama untuk meningkatkan hubungan mereka.
Namun, memperbolehkan anak nonton TV sebelum usia 18 bulan dapat memberikan dampak yang buruk pada perkembangan bahasa, keterampilan membaca, dan memori jangka pendek anak.
Akademi Kedokteran Anak Amerika Serikat (APA) merekomendasikan waktu layar (screen time), yakni tak ada waktu layar bagi bayi dan balita yang berusia hingga 18 bulan, hanya sesekali waktu layar bersama orangtua bagi balita berusia 18-24 bulan., tidak lebih dari satu jam waktu layar bagi anak usia prasekolah bersama dengan orang tua.
Selain itu, tontonan juga harus merupakan program edukasi yang dapat mengembangkan keterampilannya, memberi batasan waktu yang konsisten pada anak-anak dan remaja berusia 5-18 tahun, misalnya tak lebih dari 4 jam sehari untuk menonton televisi agar tidak mengganggu waktu tidurnya maupun membuatnya tidak aktif secara fisik.
TIMES OF INDIA
Baca juga: 8 Langkah Mengurangi Screen Time Anak Usia Balita
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.