TEMPO.CO, Jakarta - Diet Mediterania, yang terdiri dari buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan, dianggap sebagai salah satu yang terbaik karena manfaatnya untuk kesehatan. Kini, sebuah penelitian menyatakan bahwa diet itu juga dapat membantu pengobatan infertilitas, menjadikannya metode non-invasif dan hemat biaya untuk pasangan yang ingin hamil.
Studi ini dilakukan oleh Monash University, University of the Sunshine Coast, dan University of South Australia. Peneliti menyebutkan bahwa diet Mediterania dapat meningkatkan kualitas sperma pria, kesuburan, dan keberhasilan teknologi reproduksi terbantu (ART).
Periset mengidentifikasi bahwa sifat anti-inflamasi dari diet Mediterania dapat meningkatkan peluang pasangan untuk hamil.
Infertilitas adalah masalah kesehatan global yang mempengaruhi 48 juta pasangan dan 186 juta individu di seluruh dunia. Peneliti UniSA, Evangeline Mantzioris, mengatakan memodifikasi nutrisi prakonsepsi adalah cara non-invasif dan berpotensi efektif untuk meningkatkan hasil kesuburan.
"Memutuskan untuk memiliki bayi adalah salah satu keputusan terbesar dalam hidup, tetapi jika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana, itu bisa sangat membuat stres bagi kedua pasangan," kata Mantzioris, dikutip dari Indian Express, Senin, 19 Desember 2022.
"Penelitian menunjukkan peradangan dapat memengaruhi kesuburan pria dan wanita, memengaruhi kualitas sperma, siklus menstruasi, dan implantasi. Jadi, dalam penelitian ini kami ingin melihat bagaimana pola makan yang mengurangi peradangan - seperti diet Mediterania - dapat meningkatkan kesuburan," dia menambahkan.
Peneliti menemukan bukti yang konsisten bahwa dengan mengikuti diet anti-inflamasi, yang mencakup banyak lemak tak jenuh ganda atau 'sehat', flavonoid (seperti sayuran berdaun hijau), dan daging merah dan olahan dalam jumlah terbatas, pasanngan dapat meningkatkan peluang hamil.
Baca juga: 7 Makanan Bebas Repot Buat Kamu yang Jalani Diet Mediterania
Diet Mediterania terutama berbasis tanaman, dan termasuk biji-bijian, minyak zaitun extra virgin, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan polong-polongan, kacang-kacangan, rempah-rempah, dan rempah-rempah. Yoghurt, keju, dan sumber protein tanpa lemak seperti ikan, ayam, atau telur; daging merah dan olahan hanya boleh dimakan dalam jumlah kecil.
Diet ini berbeda dengan diet Barat yang terdiri dari lemak jenuh yang berlebihan, karbohidrat olahan, dan protein hewani, menjadikannya padat energi dan kekurangan serat makanan, vitamin, dan mineral. Biasanya, diet Barat dikaitkan dengan tingkat peradangan yang lebih tinggi.
Peneliti Universitas Monash, Simon Alesi, mengatakan memahami hubungan antara diet anti-inflamasi seperti diet Mediterania, dan kesuburan, bisa menjadi pengubah permainan bagi pasangan yang ingin memulai sebuah keluarga.
"Diet Mediterania secara konsisten berada di antara diet tersehat di dunia. Tetapi mengetahui bahwa itu juga dapat meningkatkan peluang untuk hamil dan memiliki bayi, itu sangatlah menjanjikan," kata Alesi.
Alesi mengatakan bahwa memodifikasi diet adalah strategi yang tidak mengganggu dan terjangkau untuk meningkatkan kesuburan. "Tentu saja, lebih banyak penelitian perlu dilakukan, tetapi paling tidak, beralih ke diet Mediterania tidak hanya akan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, tetapi juga peluang untuk hamil."
INDIAN EXPRESS
Baca juga: Diet yang Disarankan bagi Perempuan Menopause untuk Kesehatan Kulit
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.