TEMPO.CO, Jakarta - Kualitas udara di kota-kota besar di dunia terus menurun. Kondisi ini memicu semakin banyak infeksi pernapasan termasuk bronkitis dan pneumonia. Bahkan di antara anak-anak, ada bahaya infeksi dada yang parah. Dokter spesialis anak di India, Nihar Parekh, memperingatkan gejala pneumonia pada anak beserta penyakit pernapasan lainnya. Dia menjelaskan bagaimana orang tua dapat mendeteksi infeksi saluran pernapasan bawah pada anak-anak di rumah. Menurutnya, ada cara yang sangat membantu untuk memeriksa tanda-tanda bronkitis berat, bronkopneumonia, atau pneumonia pada anak-anak dalam sebuah unggahan di Instagram.
Berikut cara mengcek dan mengenali gejala pneumonia pada anak.
1. Perhatikan laju pernapasan
"Alat yang paling diremehkan yang dapat digunakan oleh orang tua adalah pengukuran laju pernapasan (respiration rate atau RR), yaitu jumlah napas yang dilakukan anak dalam satu menit," kata Parekh.
Selama kualitas udara yang buruk, air quality index (AQI) yang sangat rendah, dengan risiko infeksi paru-paru gila, pneumonia, bronkopneumonia, dan bronkitis, dia menyarankan orang tua yang memiliki anak batu dan pilek, atau demam, mengawasi laju pernapasan mereka.
Menurut dokter anak, jika RR lebih dari angka tertentu, sebaiknya orang tua membawa anaknya ke dokter pada hari yang sama atau keesokan harinya.
2. Bagaimana cara mengecek laju pernapasan
Parekh menjelaskan bagaimana cara mengukur laju pernapasan anak. "Saat anak tidur nyenyak, lepas bajunya dan hitung berapa kali dada mengembang tepat selama satu menit. Jika anak berusia di bawah satu tahun, RR lebih dari 50/menit adalah masalah. Jika anak anak berusia 1-5 tahun, RR di atas 40 napas/menit adalah masalah. Jika anak berusia di atas 5 tahun, RR di atas 30/menit."
"Pastikan anak tidak tahu orang tua sedang mengukurnya, karena mereka bisa menyadarinya, maka paling baik dilakukan saat tidur," sarannya.
3. Dua tanda waspada
Menurut Parekh, melebarnya lubang hidung atau lekukan suprasternal bisa menjadi tanda infeksi saluran pernapasan bagian bawah. Lekukan suprasternal adalah lekukan besar yang terlihat di antara leher, juga dikenal sebagai tarikan trakea, yang terlihat saat kulit di tengah leher tersedot.
4. Gejala pneumonia pada anak-anak
Menurut rumah sakit nonptofit di Amerika Serikat, Cedars Sinai, kasus pneumonia bakterial dapat menimbulkan gejala antara lain demam, menggigil, napas cepat atau keras, dan sakit kepala. Selain itu, anak tampak rewel, kelelahan, kehilangan selera makan, dan batuk.
5. Ini yang perlu dilakukan orang tua
Jika salah satu gejala pneumonia pada anak ditemukan atau ketidakteraturan pada laju pernapasan, segera bawa anak ke dokter. Dokter akan melakukan rontgen dada, pemeriksaan darah dan bila perlu juga akan meminta biakan dahak, yaitu pemeriksaan yang dilakukan pada lendir atau dahak yang dikeluarkan melalui batuk. Tergantung pada apa penyebab gejala pernapasan anak, dokter akan mendiskusikan pengobatan yang diperlukan.
TIMES OF INDIA
Baca juga: Kenali Pneumonia Pada Anak, Coba Tes Cara Ini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.