TEMPO.CO, Jakarta - Paparan sinar matahari yang cukup diperlukan oleh tubuh untuk memproduksi vitamin D. Vitamin ini sangat penting untuk kesehatan tulang dan sendi. Namun, bagaimana cara dan waktu berjemur sinar matahari yang benar agar penyerapan vitamin D maksimal?
Ahli gizi Leema Mahajan, dalam sebuah posting Instagram, mengatakan bahwa vitamin D diperlukan dalam pembuatan banyak protein dan enzim yang penting untuk kesehatan dan mencegah sejumlah penyakit.
Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan tulang keropos, kehilangan otot, rambut rontok, perubahan suasana hati, penambahan berat badan, dan masalah pernapasan.
Untuk menyerap sinar matahari yang baik, dia menyarankan agar mata tidak terkena langsung. Waktu terbaik menurut Mahajan adalah antara pukul 12-3 sore. Mahajan menambahkan, berjemur sebaiknya tidak lebih dari 30 menit diperlukan untuk mereka yang berkulit gelap, dan tidak lebih dari 15 menit untuk berkulit terang. Dia menyarankan untuk mengekspos punggung, lengan, bahu. Semakin banyak kulit yang terpapar, semakin baik, kata Mahajan.
Namun, Udit Kapoor, konsultan senior ortopedi di Asian Hospital, India, punya pendapat beda. Dia mengatakan bahwa waktu yang ideal adalah saat sinar matahari tidak terlalu terik karena paparan langsung sinar tersebut dapat meningkatkan risiko melanoma, tumor ganas yang terbentuk oleh sel penghasil pigmen yang disebut melanosit. Kapoor menyebutkan bahwa yang terbaik adalah menghindari paparan sinar matahari dalam durasi yang lebih lama.
Selain itu, gunakan tabir surya setelahnya, bukan selama berjemur. Sebab, tabir surya bisa menghalangi penyerapan sinar UV.
Padmini B V, ahli diet klinis di India, menyarankan untuk mengenakan pakaian berwarna putih atau terang karena membantu menyerap sinar matahari dengan baik. “Jangan gunakan tabir surya atau losion apa pun yang dapat menghambat penyerapan vitamin D di kulit,” katanya kepada indianexpress.com.
Menurut Padmini, berolahraga selama paparan sinar matahari membantu pembentukan vitamin D yang lebih baik dan juga meningkatkan kekuatan tulang. “Ini juga membantu mengatur ritme sirkadian (siklus tidur). Paparan sinar matahari juga meningkatkan fungsi kognitif dan otak. Oleh karena itu, sangat baik jika anak-anak bermain di siang hari. Dan berada di bawah sinar matahari adalah terapi yang baik untuk pasien yang mengalami depresi,” kata Padmini.
Selain vitamin D, paparan sinar matahari dapat membantu meningkatkan produksi serotonin, hormon yang menstabilkan suasana hati, membuat seseorang merasa tenang dan bahagia, ujar Aman Puri, Founder Steadfast Nutrition. “Kurangnya sinar matahari dapat menyebabkan kadar serotonin menurun, yang terkait dengan risiko gangguan afektif musiman yang lebih tinggi, suatu bentuk depresi yang terjadi seiring pergantian musim,” katanya.
INDIAN EXPRESS
Baca juga: Kanker Kulit Melanoma Awalnya Menyerupai Tahi Lalat, Ketahui Bedanya
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.