TEMPO.CO, Jakarta - Acne patch atau plester jerawat semakin populer digunakan sebagai salah satu cara untuk mengatasi jerawat. Plester kecil yang biasanya berbetuk bulat itu diklaim ampuh mengempiskan jerawat. Ditambah lagi, warnanya yang menyerupai kulit membuat pemakainya percaya diri menggunakannya ke luar rumah.
Namun, ternyata acne patch dinilai kurang efektif untuk mengatasi jerawat. Dilansir dari Antara, dokter spesialis kulit lulusan Universitas Indonesia Margaretha Indah Maharani mengatakan bahwa jerawat tidak cukup berkurang usai menggunakan acne patch, sehingga penggunaannya danggap tidak efektif.
"Saya belum baca literatur ilmiahnya. Tapi rasanya manfaatnya tidak banyak,” ujar Rani di Jakarta Selatan, Kamis, 1 Desember 2022.
Meski demikian, acne patch bisa meminimalisasi sentuhan pada jerawat sehingga risiko terpapar kuman jadi lebih kecil. Itu sebabnya, Rani tetap membolehkan pasiennya menggunakan acne patch.
“Jadi kalau tergoda mau pegang, pakai saja acne patch-nya. Kalau menurut saya jangan berharap sembuh seutuhnya. Tapi akan mengurangi perasaan ingin mencet,” sambungnya.
Rani membagikan tips penggunaan acne patch. Dia mengimbau agar penggunaannya sebaiknya tidak setiap hari dan dalam jangka waktu yang lama karena penggunaan yang terlalu sering dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
“Tips dari saya jangan dipakai seharian. Acne patch ini kan lengket, nyabutnya susah. Kalau kita cabut, sebenarnya lapisan atas kulit kita hilang. Besok tempel lagi, hilang lagi. Akhirnya lama-lama lecet, iritasi,” kata Rani.
Jadi, dia menyarankan penggunaan acne patch sesekali kali saja untuk menutupi jerawat di tempat sangat mengganggu.
ANTARA
Baca juga: Lili Reinhart Tampil dengan Acne Patch, Ingin Membuat Jerawat Dianggap Normal
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.