TEMPO.CO, Jakarta - Transfer embrio merupakan tahap akhir dari prosedur bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF) setelah pengambilan telur, inseminasi dan fertilisasi, dan kultur embrio. Pada tahap ini, embrio diharapkan berimplantasi di dalam rahim sehingga terjadi kehamilan. Namun, kadang kala tahapan ini juga mengalami kegagalan.
Jika kehamilan telah terjadi, pasien perlu menunggu kira-kira dua minggu untuk mengetahuinya. Dengan kata lain, proses ini adalah tahapan penting untuk memulai kehamilan. Setelah transfer embrio, dokter menyarankan untuk beristirahat tapi tak perlu berlama-lama. Sebab, akivitas biasa umumnya tidak mempengaruhi tingkat kemungkinan kehamilan.
Konsultan infertilitas dan IVF di India, Ramya Mishra Shukla, menyarankan untuk bersantai selama beberapa jam setelah transfer embrio. Berikut beberapa aktivitas yang disarankan.
-Manjakan diri selama beberapa hari dengan bersantai.
-Rileks dan jangan stres. Masa menunggu bisa jauh lebih menegangkan. Mengelola stres dan menenangkan pikiran penting dalam proses ini.
-Lanjutkan minum obat tepat waktu dan makan makanan yang sehat
-Batasi aktivitas berat seperti mengangkat beban berat, hindari memutar dan menekuk tubuh pascatransfer embrio.
-Hindari makanan yang diawetkan, junk food, dan makanan pedas. Sebab, makanan pedas dan berat dapat meningkatkan mulas atau sakit perut.
-Batasi merokok dan minum alkohol. Ini dapat menyebabkan penurunan tingkat pembuahan, tingkat kehamilan, dan tingkat kelahiran hidup serta kemungkinan keguguran atau kehamilan ektopik yang jauh lebih tinggi.
-Selain itu, hindari aktivitas berat seperti senam aerobik, lari, jogging, bersepeda dll. Sebagai gantinya, lakukan aktivitas fisik sedang. Calon ibu juga dapat pergi bekerja selama pekerjaan tidak melibatkan angkat berat atau olahraga berat.
Tingkat kelahiran hidup melalui program bayi tabung bervariasi berdasarkan usia calon ibu dan beberapa faktor lain seperti masalah kesuburan. Umumnya, tingkat keberhasilan IVF menurun secara signifikan seiring bertambahnya usia seseorang.
Dilansir dari Very Well Family, wanita di bawah 35 tahun, persentase kelahiran hidup per pengambilan sel telur adalah 54,5 persen. Untuk wanita usia 35 hingga 37 tahun, persentase kelahiran hidup menurun jadi 41,1 persen.
Untuk wanita usia 38 hingga 40 tahun, kemungkinan hamil dan melahirkan jadi 26,7 persen. Untuk wanita usia 41 hingga 42 tahun, persentase kelahiran hidup adalah 13,8 persen. Adapun wanita usia 43 tahun ke atas, persentase kelahiran melalui bayi tabung adalah 4,2 persen.
HINDUSTAN TIMES | VERYWELL FAMILY
Baca juga: Berapa Lama Embrio Beku Dapat Disimpan?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.