TEMPO.CO, Jakarta - Merokok dan minum minuman beralkohol berlebihan akan memicu banyak penyakit dan memperpendek usia. Bukan itu saja, banyak kebiasaan buruk lainnya yang tanpa disadari bisa berkontribusi pada kematian dini.
Tomi Mitchell, dokter keluarga yang menerapkan strategi kesehatan holistik, mengungkap beberapa kebiasaan lain yang dapat memperpendek harapan hidup, termasuk makan makanan olahan tinggi gula dan lemak, duduk untuk waktu yang lama, dan kurang berolahraga. Tapi tenang saja, semua kebiasaan ini bisa diubah.
Inilah kebiasaan buruk yang harus diubah menurut Mitchell.
1. Suka menunda
Bukan rahasia lagi bahwa menunda-nuda bisa berdampak negatif dalam banyak hal, dari nilai buruk hingga kehilangan kesempatan. Namun, tahukah Anda bahwa menunda-nunda juga bisa menjadi masalah hidup dan mati? Penelitian telah menunjukkan bahwa pasien kanker yang menunda mencari pengobatan lebih mungkin untuk mati daripada mereka yang tidak.
"Menunda-nunda bisa menjadi kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan, tetapi penting untuk diingat bahwa kesehatan dipertaruhkan. Jika Anda atau seseorang menderita kanker, jangan ambil risiko memperburuk situasi dengan menunda pengobatan. Itu bisa menjadi perbedaan antara hidup dan mati," kata Mitchell, seperti dikutip eatthis.com.
2. Ingin selalu ingin bersenang-senang
Orang yang ingin bersenang-senang lebih cenderung menyerah pada tekanan teman sebaya, yang dapat menyebabkan mereka memiliki kebiasaan penyebab kanker, seperti merokok atau minum alkohol. Selain itu, orang-orang yang suka bersenang-senang cenderung mendahulukan kebutuhan mereka sendiri, yang mengarah ke pilihan gaya hidup yang tidak sehat.
"Misalnya, mereka mungkin melewatkan makan atau memilih makanan olahan daripada buah dan sayuran yang sehat. Semua faktor ini dapat meningkatkan risiko kanker," Mitchell menjelaskan.
3. Malas ke kamar mandi
Mitchell mengatakan bahwa banyak orang takut menggunakan kamar mandi yang menyebabkan orang menahan buang air kecil atau buang air besar. Menahan buang air besar, menurut peneitian, mungkin tidak secara langsung meningkatkan faktor risiko kanker usus besar. Namun, menahannya dapat menyebabkan sembelit. Ini akan bertambah berat jika menjalani pola makan rendah serat, yang merupakan faktor risiko kanker usus besar.
4. Bersikap negatif
"Sama seperti sel kanker dapat tumbuh dan berkembang biak di dalam tubuh, demikian juga pikiran dan perasaan negatif," kata Mitchell. “Dan seperti halnya kanker, pikiran dan perasaan negatif dapat memiliki efek yang merugikan pada kesehatan fisik kita. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang memiliki sikap positif lebih kecil kemungkinannya untuk terkena kanker."
Pasien kanker yang mempertahankan pikiran positif lebih mungkin untuk merespons dengan baik pengobatan. Ada beberapa kemungkinan penjelasan. Pertama, berpikir positif dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membuat tubuh lebih mampu melawan sel kanker. Kedua, memiliki sikap positif dapat mengarah pada kebiasaan yang lebih sehat, seperti makan bergizi makanan dan berolahraga secara teratur. Ketiga, penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan pandangan positif cenderung hidup lebih lama daripada mereka yang pesimis.
5. Penyakit menular seksual
Penyakit kanker meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu faktor penyebabnya adalah meningkatnya jumlah orang yang terlibat dalam perilaku berisiko, seperti memiliki banyak pasangan seksual. Kanker serviks, penis, esofagus, vagina, dan vulva, dikaitkan dengan human papillomavirus (HPV). Masing-masing jenis kanker ini telah dikaitkan dengan HPV yang dapat ditularkan melalui hubungan seks tanpa kondom. Risiko tertular kanker meningkat dengan jumlah pasangan seksual.
6. Gaya hidup banyak diam
Menurut Mitchell, sedentary lifestyle atau gaya hidup yang tidak banyak bergerak dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap harapan hidup. Penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang menjalani kehidupan tidak banyak bergerak lebih mungkin meninggal lebih awal daripada mereka yang aktif secara fisik.
Ada beberapa alasan untuk ini. Pertama, kebiasaan buruk tidak banyak bergerak dapat menyebabkan obesitas dan masalah kesehatan lainnya seperti penyakit jantung dan diabetes. Kedua, aktivitas fisik membantu menjaga tubuh berfungsi dengan benar, membantu menjaga tulang dan otot tetap kuat, dan juga membantu mengurangi tingkat stres. Terakhir, olahraga telah terbukti meningkatkan fungsi kognitif dan melindungi terhadap kondisi seperti penyakit Alzheimer.
EATTHIS.COM
Baca juga: Minum Kopi 2-3 Cangkir Sehari Bisa Bikin Panjang Umur, Kata Penelitian
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.