TEMPO.CO, Jakarta - Cuka apel digunakan selama berabad-abad karena memiliki pembersihan, pemulihan, dan penyembuhan. Cuka ini terbentuk ketika ragi ditambahkan ke jus apel yang mengubah gula jus menjadi alkohol yang kemudian diubah lagi menjadi asam asetat melalui proses fermentasi.
Banyak manfaat yang ditawarkan cuka ini, termasuk mengurangi masalah pencernaan, mengembangkan bakteri bermanfaat bagi usus, dan membantu menjaga berat badan yang sehat dan kadar gula darah. Meski belum konklusif, cuka ini menciptakan kondisi untuk koreksi tubuh dan secara tidak langsung membantu penurunan berat badan.
Dokter Robert H. Shmerling dari Fakultas Senior di Harvard Health melacak studi tentang kemanjuran cuka apel dan menemukan beberapa penelitian pada tikus gemuk yang hampir menyarankan bahwa asam asetat dapat mencegah penumpukan lemak dan meningkatkan metabolisme mereka.
“Studi manusia yang paling banyak dikutip adalah percobaan tahun 2009 terhadap 175 orang, yang mengonsumsi minuman yang mengandung 0, 1, atau 2 sendok makan cuka setiap hari. Setelah tiga bulan, mereka yang mengonsumsi cuka mengalami penurunan berat badan sedang (2 hingga 4 pon) dan kadar trigliserida lebih rendah daripada mereka yang tidak minum cuka. Studi kecil lainnya menemukan bahwa konsumsi cuka meningkatkan rasa kenyang setelah makan, tetapi hal itu menyebabkan mual. Tak satu pun dari penelitian ini yang secara khusus mempelajari cuka sari apel," kata dia.
Dia juga mengutip studi 2018 di Science Direct, yang secara acak melibatkan 39 subjek penelitian untuk mengikuti diet kalori terbatas dengan cuka apel atau diet kalori terbatas tanpa cuka sari apel selama 12 minggu.
“Kedua kelompok mengalami penurunan berat badan, kelompok cuka sari apel kehilangan lebih banyak. Seperti banyak penelitian sebelumnya, yang satu ini cukup kecil dan berjangka pendek,” katanya.
Bagaimana cuka apel membantu menurunkan berat badan?
1. Meningkatkan metabolisme
Penelitian telah menunjukkan bahwa ACV meningkatkan enzim AMPK yang mendukung manfaat ini.
2. Meningkatkan sensitivitas insulin
Cuka apel membantu mengatur kadar gula darah sehingga dapat menjaga berat badan yang sehat. Peneliti menyarankan bahwa mengonsumsi cuka apel sebelum makan yang mengandung karbohidrat dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Ketika memiliki sensitivitas insulin yang lebih baik, lemak perut atau lemak visceral cenderung tidak menumpuk. Namun, disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan dosis ACV jika sedang menjalani pengobatan diabetes.
3. Mengurangi penyimpanan lemak
Bila mengonsumsi cuka apel, glukosa tidak naik sebanyak setelah makan dan tubuh tidak perlu membuat banyak insulin. Ketika insulin dalam tubuh lebih sedikit, lemak lebih mudah dipecah dan cenderung menyimpannya. Penelitian pada hewan telah menunjukkan bahwa penderita diabetes obesitas yang diberi asam asetat atau asetat melindungi mereka dari penambahan berat badan dan meningkatkan ekspresi gen yang mengurangi penyimpanan lemak perut dan lemak hati.
4. Membakar lemak
Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa diet tinggi lemak yang dilengkapi dengan asam asetat menemukan peningkatan yang signifikan pada gen yang bertanggung jawab untuk pembakaran lemak, yang menyebabkan berkurangnya lemak tubuh. Selain itu, cuka apel meningkatkan rasa kenyang.
Namun, selain mengonsumsi cuka apel, penting juga untuk mengikuti diet seimbang dengan kebiasaan gaya hidup sehat seperti berolahraga, tidur teratur, dan menjaga diri tetap terhidrasi untuk mencapai penurunan dan mempertahankan berat badan normal.
INDIAN EXPRESS
Baca juga: Cuka Apel Kaya Manfaat, Kapan Waktu Terbaik Mengonsumsinya?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.