TEMPO.CO, Jakarta - Infertilitas atau gangguan kesuburan meningkat di era modern. Hal itu dikaitkan dengan gaya hidup. Dari tidur, makanan, hingga tempat kerja, semuanya memiliki efek pada kesuburan.
Kshitiz Murdia, pakar fertilitas di India, mengatakan bahwa gaya hidup seperti minum alkohol dan kafein, menggunakan obat-obatan terlarang dan merokok dapat mempengaruhi kemampuan pasangan untuk hamil. "Misalya diabetes, yang kadang-kadang disebut sebagai penyakit gaya hidup, dapat menyebabkan sindrom ovarium polikistik (PCOS) pada wanita dan testosteron rendah pada priakeduanya berpengaruh pada kesehatan reproduksi dan dapat menyebabkan infertilitas," katanya kepada Hindustan Times, Minggu, 20 November 2022.
Menurutnya, pasien diabetes jangka panjang dapat mengalami masalah sirkulasi darah dan masalah dengan saraf. Hal ini dapat menyebabkan disfungsi ereksi, atau kesulitan ereksi, serta masalah ejakulasi, yang akan membahayakan kesuburan pria. Adapun pasien wanita dengan diabetes tipe 1 memiliki kemungkinan hamil lebih kecil dibandingkan dengan wanita tanpa diabetes.
Selanjutnya, masalah seperti obesitas dan anemia dapat meningkatkan komplikasi. Paparan zat berbahaya di lingkungan merupakan faktor penting lainnya. "Kita bisa terkena racun berbahaya di lingkungan. Ini dapat mencakup bahan radioaktif, gas pabrik yang berbahaya, atau polusi dalam jumlah tinggi. Paparan jangka panjang seperti itu dapat mempengaruhi sistem reproduksi pria dan wanita, yang akhirnya dapat mengubah ukuran dan bentuk sel telur dan sperma.”
Sujit Ash, konsultan ginekologi di India menyebut hal lain terkait gaya hidup yang dapat menunda kehamilan. Menurut dia, usia berperan besar dalam menentukan kesuburan kedua pasangan. Pasangan dengan gangguan kesuburan perlu berkonsultasi dengan dokter setelah satu tahun tanpa konsepsi dan 6 bulan di antara pasangan yang lebih tua.
"Dengan bertambahnya usia, risiko diabetes mellitus atau hipertensi meningkat yang dapat mempengaruhi libido dan kesuburan, maka pengobatan harus dipilih dengan bijaksana," kata dia.
Berat badan juga mempengaruhi kesuburan karena dikaitkan dengan ketidakseimbangan hormon. Wanita obesitas degan sindrom ovarium polikistik (PCOS) cenderung lebih sulit hamik. Di sisi lain, kekurangan berat badan juga terkait dengan disfungsi ovarium dan infertilitas pada wanita.
Olahraga teratur yang moderat dapat membantu melepaskan endorfin yang akan membantu relaksasi dan membantu pengendalian berat badan. Tetapi terlalu banyak olahraga dapat merugikan. Wanita kurus berolahraga keras atau menggunakan steroid anabolik dapat mengalami ketidakseimbangan hormon sehingga menurunkan kesuburan. Jadi, kunci untuk hamil adalah menemukan keseimbangan.
Fakta lain adalah pasangan yang mengalami kecemasan dan stres emosional juga bisa menyebabkan kesulitan hamil. Perhatikan juga nkesseimbangan nutrisi dalam makanan sehari-hari.
Sebagian besar faktor gaya hidup dapat dimodifikasi. Perubahan gaya hidup yang tepat dapat meningkatkan kesuburan dan peluang hamil.
Baca juga: 5 Penyebab Masalah Kesuburan Perempuan, dari Stres Hingga Berat Badan