TEMPO.CO, Jakarta - Hari Diabetes sedunia diperingati pada tanggal 14 November setiap tahunnya. Tahun ini Kementrian Kesehatan mengangkat tema "Cegah dan Kendalikan Diabetes untuk Masa Depanmu” dan mengajak masyarakat untuk pentingnya membatasi konsumsi gula harian yang dapat menyebabkan diabetes.
Diabetes salah satu penyakit kronis dengan angka kematian cukup tinggi di Indonesia. Penyakit ini berdampak bagi kesehatan dan produktivitas manusia di masa depan, dengan beragam komplikasi yang menyertainya. "Diabates tidak hanya masalah gula darah, karena komplikasinya bermacam-macam. Sangat penting mengenali dan mencegah komplikasi agar tidak terjadi," ucap spesialis penyakit dalam, Rudy Kurniawan, dalam diskusi online, Kamis, 17 November 2022.
Komplikasi diabetes antara lain pada masalah mata. Sekitar 17 juta orang di dunia yang mengalami diabetes itu mengalami gangguan penglihatan yang disebut retinopati diabetik atau yang sering disebut glaukoma. Kerusakan retina mata akibat penyakit metabolik ini biasanya menyerang penderita diabetes jangka panjang.
Alasan mengapa diabetes dapat menyebabkan glaukoma adalah karena gula darah yang tinggi dapat meningkatkan produksi glikoprotein yang disebut fibronektin di mata. Ketika fibronektin diproduksi secara berlebihan, sistem aliran alami mata menjadi tersumbat. Dan mengakibatkan, tekanan bola mata dapat meningkat dan menyebabkan glaukoma.
Selain itu, penderita diabetes 2,6 kali lipat berisiko mengalami serangan jantung, menurut American Diabetes Association.Hal ini karena gula darah yang tinggi dalam jangka waktu lama dapat merusak pembuluh darah. “Dan masalah jantung tadi merupakan sumber pengeluaran terbesar untuk di jaminan kesehatan.” ucap Dr. Rudy.
Penderita diabetes juga rentan mengalami masalah ginjal. “Hingga 44 persen penderita diabetes menderita masalah ginjal, mulai dari grade 4, grade 3, grade 2, dan grade 1” kata Dr. Rudy. Gangguan ginjal yang biasanya dialami oleh pasien diabetes adalah nefropati diabetik, yang dapat memengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang kelebihan cairan dan racun dari tubuh. Seiring waktu, kondisi ini merusak sistem filtrasi ginjal, menyebabkan masalah ginjal dan gagal ginjal.
Nefropati diabetik terjadi ketika diabetes merusak nefron, yang merupakan bagian dari ginjal yang menyaring racun dan membuang kelebihan cairan dari tubuh. Kondisi ini mengganggu fungsi nefron sehingga menyebabkan protein yang disebut albumin terbuang ke dalam urin.
Untuk mencegah diabetes dan komplikasinya, Dr. Rudy mengingatkan untuk makan makanan yang sehat, dengan porsi sepertiga karbohidrat, seperempat lauk pauk, protein dan lemak, semakin banyak lemak tak jenuh, semakin baik dengan ditambah setengah sayur dan buah. Mengikuti Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia tentang rekomendasi batasan konsumsi gula, garam dan lemak (GGL) di Permenkes No 30 Tahun 2013. Batasannya <50 gram gula per hari, atau setara dengan 4 sendok teh, < 2000 miligram garam per hari atau setara dengan 2 sendok teh, dan <67 gram lemak per hari, setara dengan 5 sendok teh.
Selain itu, gula yang berasal dari makanan sehat seperti sayur dan buah memiliki kadar yang berbeda, meskipun memiliki rasa manis yang sama. Gula bisa diganti dengan gula rendah kalori seperti sutralos, asam sulfat, ataupun stevia. “Kita bisa ganti yang lebih rendah kalori itu jenisnya banyak sutralos, asam sulfat, stevia, bisa menjadi alternatif untuk menggantikan rasa manis dibandingkan harus makan gula pasir sebagai pemanis” jelas Dr. Rudy
NADIA RAICHAN FITRIANUR
Baca juga: Cara Mengontrol Gula Darah Anak Diabetes Tetap Terkendali
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.