TEMPO.CO, Jakarta - Wanita dengan PCOS atau sindrom ovarium polikistik seringkali resisten terhadap insulin. Tubuh mereka dapat membuat insulin tetapi tidak dapat menggunakannya secara efektif, sehinga meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), mereka dapat mengembangkan masalah kesehatan yang serius, terutama jika mereka kelebihan berat badan, dengan lebih dari setengah dari mereka cenderung mengembangkan diabetes tipe 2 pada usia 40 tahun.
Harsh Parekh, Konsultan Endokrinologis dan Ahli Diabetes di Rumah Sakit Wockhardt, Mira Road, menjelaskan bagaimana salah satu masalah kesehatan wanita yang paling umum berdampak pada metabolisme dan fungsi tubuh mereka.
Diabetes tipe 2 dapat berkembang sebagai akibat dari respon sistem endokrin yang tidak menguntungkan yang disebabkan oleh resistensi insulin. Ketika sel-sel tubuh mulai menolak insulin, ketika jumlah insulin yang diproduksi berlebihan, atau ketika keduanya terjadi, diabetes tipe 2 berkembang. Aktivitas fisik dan diet sehat biasanya dapat mencegah atau mengendalikan diabetes tipe 2. Namun, bukti menunjukkan bahwa PCOS merupakan faktor risiko independen yang signifikan untuk mengembangkan diabetes. Pada kenyataannya, wanita yang mengembangkan PCOS saat dewasa muda lebih mungkin untuk mengembangkan diabetes dan mungkin, masalah jantung di kemudian hari.
Wanita dengan PCOS sering mengembangkan resistensi insulin, yang meningkatkan risiko diabetes tipe 2 bahkan jika tubuh mereka dapat memproduksi insulin. Mereka juga memiliki jumlah androgen yang lebih besar, yaitu hormon wanita yang dapat menghambat ovulasi dan dapat menyebabkan menstruasi yang tidak teratur, jerawat, penipisan rambut di kulit kepala, dan pertumbuhan rambut yang berlebihan di wajah dan tubuh.
Tak hanya itu, PCOS juga dapat menyebabkan diabetes gestasional, yang terjadi ketika wanita mengalami lonjakan glukosa selama kehamilan. PCOS adalah sindrom yang dapat mengganggu ovulasi dan menyebabkan kelainan hormonal. Wanita dengan PCOS sering mengalami masalah kesuburan tetapi bukan tidak mungkin untuk hamil. Setelah seorang wanita yang terkena menjadi hamil, dia harus diberitahu bahwa risiko diabetes gestasional telah meningkat. Tes diabetes gestasional dapat dilakukan pada wanita hamil yang positif PCOS lebih cepat dari standar 24-28 minggu.
Dokter Anda dapat menyarankan pengujian lebih lanjut jika PCOS telah diidentifikasi sebagai penyebab kondisi Anda. Tes ini bisa berupa penilaian kadar kolesterol dan trigliserida secara teratur, toleransi glukosa dan tekanan darah, analisis depresi dan kecemasan, dan skrining apnea tidur obstruktif. Manajemen kekhawatiran Anda adalah tujuan utama perawatan PCOS. Ini bisa melibatkan obesitas, hirsutisme, jerawat, atau infertilitas. Tergantung pada kondisinya, pengobatan atau penyesuaian gaya hidup mungkin diperlukan.
Dibandingkan dengan diabetes tipe 2, hubungan antara diabetes tipe 1 dan PCOS lebih jelas. Diaebetes tipe 1 tampaknya meningkatkan risiko wanita untuk kondisi tersebut. Satu dari empat wanita dengan diabates tipe 1 pada akhirnya akan mengembangkan PCOS. Metformin adalah obat diabetes yang umum, tetapi beberapa profesional medis juga menggunakannya untuk mengobati PCOS. Ini menurunkan kadar gula darah dan membantu penggunaan insulin oleh tubuh. Ini juga dapat membantu menurunkan berat badan, mengurangi gejala PCOS, termasuk ovulasi yang tidak teratur. Segera konsultasi dengan dokter Anda jika Anda mengalami siklus menstruasi tidak teratur, kesulitan untuk hamil atau memiliki jerawat atau pertumbuhan rambut yang berlebihan. T
INDIAN EXPRESS
Baca juga: 5 Mitos Seputar Diabetes, Benarkah Bisa Berakhir Buta?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.