TEMPO.CO, Jakarta - Pruritus bisa dialami siapa saja tanpa memandang usia, mulai dari balita hingga lanjut usia atau lansia. Dalam bahasa awam, pruritus diketahui sebagai gatal yakni sensasi tidak menyenangkan pada kulit sehingga menimbulkan keinginan untuk menggaruk.
Secara umum, kondisi ini sebenarnya dapat dikatakan sebagai gejala dari berbagai penyakit kulit tertentu, dan tidak semuanya menular, tergantung dari penyakit yang mendasari. Pruritus yang menular biasanya disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau jamur.
Gejala utama pruritus ini selain sensasi gatal di kulit, juga dapat disertai gejala lain seperti kemerahan, tanda gores, benjolan, bintik atau lecet, kulit kering dan pecah-pecah dan bercak kasar atau bersisik.
Gejala tambahan kondisi ini dapat meliputi perubahan warna kulit dari yang lebih terang ke warna yang lebih gelap daripada kulit di sekitarnya, ruam terbentuk pada kulit yang bengkak (peradangan), benjolan besar di area kulit yang terkena dan lepuh atau benjolan berisi cairan pada kulit.
Dokter spesialis kulit dan kelamin, Yustin Sumito, mengukapkan bahwa pada kasus yang dialami lansia, ada 3 proses utama terkait penuaan yang berhubungan dengan terjadinya pruritus.
Pertama, hilangnya fungsi barrier atau pelindung atau pembatas kulit yang menyebabkan turunnya fungsi perbaikan pada kulit. Kedua adalah immunosenescence atau penurunan kerja sistem imun atau sistem perlindungan tubuh. Ketiga, neuropati atau abnormalitas sistem saraf yang menyebabkan pruritus cenderung lebih sering mengalami kekambuhan.
Dampak pruritus pada lansia antara lain kulit kering dan gatal yang berkepanjangan, gangguan tidur, gangguan psikologis hingga gangguan emosi dan menyebabkan penurunan kualitas hidup pada usia lansia.
Yustin juga mengungkapkan dan mengingatkan masyarakat untuk peduli terhadap pemeliharaan kulit harus dilakukan orang-orang sejak dini, salah satunya guna mencegah kulit gatal dan kering hingga berujung pruritus pada usia lansia.
"Kepedulian untuk merawat kulit harus ada sejak dini, jadi enggak bisa setelah tua kita rawat," ucap Yustin dalam konferensi pers daring pada Kamis, 3 November 2022.
Dia menambahkan, perawatan kulit bisa dilakukan dengan pemilihan sabun yang tepat hingga pemakaian pelembap yang tepat. "Pemakaian pelembap yang benar adalah harus tetap dipertahankan secara berkala, tidak on and off," ujar dia.
JENIATI ARTAULI TAMPUBOLON
Baca juga: Kulit Bersisik dan Gatal, Cegah dengan Kurangi Stres dan Pakai Busana Katun
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.