TEMPO.CO, Jakarta - Kopi sering diminum untuk memulai hari karena mengandung kafein. Senyawa ini terbukti sebagai stimulan untuk sistem saraf pusat yang membuat tubuh lebih berenergi. Namun, jika dikonsumsi secara teratur dapat menyebabkan ketergantungan fisik ringan.
Dokter Dimple Jangda, seorang ahli Ayurveda, mengatakan bahwa jika berhenti dari kebiasaan minum kafein, baik kopi atau teh, secara tiba-tiba, mungkin muncul gejala penarikan seperti sakit kepala, sistem saraf gelisah, kelelahan, kecemasan, lekas marah, suasana hati yang tertekan, dan kesulitan berkonsentrasi. "Tubuh Anda dengan cepat menyerap kafein. Diproses terutama melalui hati, beberapa kafein memang menempel di tubuh selama beberapa jam," kata dia, dalam unggahan di Instagram yang dikutip Indian Express, Kamis, 27 Oktober 2022.
Ishti Saluja, ahli gizi di India, setuju. Dia mengatakan bahwa waktu paruh kafein antara lima hingga tujuh jam. “Waktu paruh, dalam konteks nutrisi, adalah jumlah waktu yang dibutuhkan tubuh untuk menghilangkan setengah dari dosis awal molekul. Misalnya, jika Anda menikmati secangkir kopi, dengan sekitar 100 mg kafein, sekitar pukul 15.00, pada pukul 21.00, saat Anda siap untuk tidur, sekitar 50 miligram kafein itu mungkin masih ada di tubuh Anda. Dengan kata lain, apa yang dapat membantu Anda melewati sore hari mungkin juga berdampak negatif pada kualitas tidur Anda malam itu," kata dia.
Berikut adalah tiga hal utama yang perlu dipertimbangkan jika minum kopi.
1. Jangan pernah minum kafein saat perut kosong
“Kopi memiliki efek pengeringan pada usus. Ini dapat menghilangkan lendir dan lapisan lemak baik di dinding perut dan menyebabkan ketidakseimbangan vata (gangguan terkait kekeringan) jangka panjang," kata Dimple dalam video. “Pastikan makan makanan seimbang yang sehat untuk melapisi dinding perut sebelum mengonsumsi kafein,” dia menambahkan.
Karishma Shah, ahli gizi, sebelumnya menjelaskan bahwa kafein, yang bersifat diuretik, dapat menyebabkan dehidrasi dan juga keasaman karena nilai pH-nya adalah 5.
Saluja berbagi bahwa kafein memiliki hubungan langsung dengan kadar kortisol (hormon stres). “Jadi, seseorang yang sensitif terhadap kafein dan meminumnya dengan perut kosong mungkin mulai mengalami palpitasi dan menggigil, dan seiring waktu hal ini dapat menyebabkan tingkat kecemasan yang lebih tinggi. Ini karena kortisol meningkat saat mengonsumsi kafein, dan bagi seseorang yang sudah rentan terhadap stres, tingkat kortisol yang meningkat lebih lanjut dapat menciptakan kekacauan pada sistem," katanya kepada indianexpress.com.
2. Tambahkan lemak baik ke dalam minuman
Dimple menyarankan untuk menggunakan susu nabati seperti susu almond, santan, susu gandum, atau susu yang bersumber dari peternakan sapi yang bebas dari kekejaman. “Pastikan untuk menambahkan susu panas langsung ke minuman. Jangan lama-lama masak susu dengan daun teh, karena sifatnya asam,” ujarnya mengingatkan.
3. Tambahkan rempah
Pakar menyarankan untuk menambahkan rempah-rempah panas seperti kayu manis, kapulaga, cengkeh, jahe parut, merica, adas bintang, atau bahkan ashwagandha, yang merupakan ramuan ayurveda saat menyiapkan minuman berkafein. Rempah-rempah ini juga dapat merangsang sistem saraf dan memberi dorongan energi tanpa efek samping jangka panjang dari kafein. “Pada akhirnya, kurangi jumlah kafein dan menambah jumlah rempah-rempah,” kata Dimple.
INDIAN EXPRESS
Baca juga: Kopi dan 2 Minuman Ini Sebaiknya Dihindari saat Perut Kosong di Pagi Hari
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.