TEMPO.CO, Jakarta - Vitamin D merupakan nutrisi yang penting untuk kesehatan tulang dan menjaga sistem kekebalan tubuh yang kuat. Bagi mereka yang kadar vitamin D-nya rendah, muncul risiko mengalami depresi dan kelelahan. Karena itu, disarankan mengonsumsi suplemen.
Namun, sebelum mulai mengonsumsi suplemen Vitamin D, penting untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu apakah benar-benar membutuhkannya atau tidak, dan berapa banyak dosis yang harus dikonsumsi.
Para ahli kesehatan mengatakan waktu juga penting dalam hal suplemen vitamin D. Dokter Ross Perry menyarankan suplemen harus diminum di pagi hari. “Ini karena jika kita mendapatkan vitamin D secara alami dari matahari, kita mensintesisnya di siang hari sehingga lebih baik dikonsumsi di pagi hari," kata dia, seperti dikutip Express.co.uk.
Dia menambahkan bahwa sumber utama vitamin D adalah sinar matahari. Kekurangan vitamin D telah dikaitkan dengan kekurangan energi dan kelelahan, jadi wajar saja jika mendapatkan dosis harian melalui paparan alami matahari akan meningkatkan energi.
Manusia mendapatkan sebagian besar vitamin D kita dari paparan sinar matahari. Di musim panas, paparan sederhana pada lengan dan kaki dua hingga tiga kali seminggu selama 15-20 menit sudah cukup.
Waktu terbaik untuk berendam di bawah sinar matahari untuk mendapatkan vitamin D maksimal adalah antara pukul 10 pagi hingga 3 sore. Pada tengah hari, matahari berada pada titik tertingginya dan tubuh mungkin dapat memproduksi vitamin D paling efisien dalam waktu yang lebih singkat.
Di musim dingin, terutama jika tinggal di negara empat musim, pasokan vitamin D bisa didapat melalui makanan seperti ikan salmon, daging merah, kuning telur, hati, dna makanan yang diperkaya.
Jangan berlebihan
Mengkonsumsi terlalu banyak vitamin D juga dapat berdampak negatif pada tubuh. Ini dapat menyebabkan penumpukan kalsium yang dapat melemahkan tulang dan merusak jantung serta ginjal.
“Ini berlaku untuk orang dewasa, termasuk wanita hamil dan menyusui, orang tua dan anak-anak berusia 11-17 tahun. Anak-anak antara satu dan 10 tahun tidak boleh melebihi lebih dari 50 mikrogram dengan bayi di bawah 12 tahun tidak melebihi lebih dari 25 mikrogram.”
Sementara siapa pun dapat mengalami kekurangan vitamin D, beberapa orang lebih rentan daripada yang lain. Kekurangan vitamin D lebih berdampak pada wanita pascamenopause, dibandingkan dengan pria.
Orang yang mengalami obesitas dan mereka yang berusia lebih dari 65 tahun mungkin juga memiliki kadar vitamin D yang lebih rendah karena pola makan, sedikit paparan sinar matahari atau faktor lainnya.
TIMES OF INDIA
Baca juga: Ketahui 4 Manfaat Vitamin D bagi Tubuh
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.